Sabtu, 09 Desember 2017

Manusia Papua Banyak Yang Mati Oleh Sistem

MANUSIA PAPUA BANYAK YANG MATI OLEH SISTEM


Oleh: Arnold Ev. Meaga

GAMBARAN UMUM TENTANG SISTEM
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
1.Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. 2. Masukan, Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). 3. Proses, Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. 4. Keluaran, Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas, Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbatasan dana. 6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik, Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. 7. Lingkungan, Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa merpengaruhi terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

SISTEM MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Dengan mengacu pada indicator gambaran umum di atas, kita dapat mengetahui apa yang di maksud daripada system itu sendiri. Oleh karena itu, untuk manusia Papua saat ini jelas bahwa, status semua manusia Papua saat ini berada dalam keadaan, situasi dan kondisi terjajah dalam berbagai macam aspek system yang di terapkan oleh pemerintahan sentral (Jakarta), yang melalui pemerintah sentral tersebut lalu didistribusikan lagi pada wilayah-wilaya (Koloni) kekuasaanya termasuk wilayah Papua. Dengan menerapkan berbagai macam aspek system atas seluruh manusia Papua yang ada, dengan begitulah pemerintahan sental dapat mengimplementasikan apa yang menjadi tujuan-tujuan pemerintah sentral tersebut dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya. Sebab system dapat mengikat manusia Papua, system dapat memproduksi ketidak adilan sosial atas manusia Papua dengan warga migran, system juga dapat menciptakan kematian bagi manusia Papua dan seterusnya.

SISTEM KAPITALISME MEMPRODUKSI PENYAKIT BAGI MANUSIA PAPUA
Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.

Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin terlebih dahulu, kemudian buruh yang berperan sebagai operator mesin guna mendapatkan nilai dari bahan baku yang diolah. Oleh karenaNya bumi Papua ialah surga bagi kapitalisme local, nasional bahkan internasional, sebab bumi Papua sendiri kaya akan sumber daya alamnya (SDA), namun miskin dalan sumber daya manusiaNya (SDM). Oleh karena itu, kurangnya sumber daya manusia Papua itu sendiri adalah factor utama yang menyebabkan system kapitalisme dapat dengan muda masuk dan beroperasi (Eksploitasi) dengan sewenag-wenangnya. Dari sekian banyak saham-saham yang sedang beroperasi di atas bumi Papua, sebagian besar terdiri dari saham-saham yang statusnya tidak jelas alias illegal, dan saham-saham yang legal hanyalah beberapa saja, seperti PT. Freeport Indonesia, Lng di papua barat dan beberapa saham terbesar yang ada di Papua, selain dari itu statusnya belumlah jelas.

Dampak daripada konflik horizontal yang berkepanjangan di Timika Papua, dan daerah-daerah lainnya di Papua tidak terlepas dari sistym kapitalisme yang sedang beroperasi di atas bumi Papua itu sendiri. Sebab system kapitalisme akan menciptakan kondisi, keadaan dan situasi yang sifatnya kontradiktif dan destruktifitas pada wilayah atau daerah yang sedang ia (Kapitalisme) eksploitasi itu. Oleh sebab itu kenapa kapitalisme harus menciptakan kondisi kontradiktif dan destruktifitas terhadap masyarakat pribumi, tujuannya agar masyarakat pribumi tidak dapat memikirkan si capital tersebut yang sedang beroperasi sesuai dengan keinginanNya atas daerah-daerah yang telah di petak-petakkan (Daerah Baru) oleh kapitalisme tersebut. Oleh sebab itu, peperangan dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya dan fisik antara orang-orang pribumi dengan orang-orang pribumi, warga migran dengan orang-orang pribumi, pemerintah sentral (Jakarta) dengan pemerintahan pada wilayah/ daerah kekuasaan pemeritah sentral dan lain-lain pun tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh politik mengadu-domba yang di ciptakan oleh system kapitalisme.

Jadi singkatnya, system kapitalisme menciptakan pertentangan bagi orang-orang Papua dengan orang-orang Papua, system kapitalisme tidak menciptakan kemakmuran bagi orang-orang Papua, melainkan system kapitalisme menciptakan kecemburuan sosial antara orang-orang Papua dengan orang-orang pendatang (Migran), system kapitalisme juga tidak dapat menciptakan kekayaan dan kesejahteraan bagi orang-orang Papua, yang ada hanyalah kematian, kemiskinan dan pembodohan bagi orang-orang Papua, dan system kapitalisme tidak memproduksi emas untuk orang-orang Papua, system kapitalisme hanya memproduksi sifat dan kondisi destruktifitas atas orang-orang Papua itu sendiri dan seterusnya.


SISTEM MILITARISME MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat. Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa. Kebijakan tersebut menyebabkan militerisasi di dalam masyarakat. Pengaruh dan kekuatan militer sangat diperhitungkan di dalam pengambilan-pengambilan keputusan dalam bidang sipil sekalipun. Pengaruh-pengaruh ini sangat jelas dalam sejarah berbagai pemerintah, khususnya ketika mereka terlibat di dalam ekspansionisme, misalnya Kekaisaran Jepang, Britania Raya, Jerman Nazi, Kekaisaran Romawi Baru di bawah Mussolini, ekspansi Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia menjadi Uni Republik Sosialis Soviet dan pemerintahan Stalin yang belakangan, Irak di bawah pemerintahan Saddam Hussein, dan Amerika Serikat pada masa Manifest Destiny dan pembaharuan tentaranya. Oleh sebab itu, dalam menjaga keutuhan suatu Negara, system militarisme sangat berperan besar dan penting, dalam mengambil keputusan-keputusan tertentu terkait isu-isu sensitive yang berkaitan dengan kedaulatan suatu Negara itu sendiri. Oleh karenaNya, wilayah Indonesia bagian timur itu (Papua) sejak di aneksasi secara paksa dan berhasil pula di integrasikan oleh militarisme Indonesia pada 1963 sampai dengan saat ini 2017, bahwa pada hakikatnya yang di asumsikan oleh pemerintah Indonesia (Kolonialisme) tentang daerah operasi militer (DOM) di Papua sudah tidak ada lagi seketika Papua tersebut telah bergabung dalam bingkai Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI), Namun asumsi ini sendiri keliru bahwa Papua sudah tidak ada lagi yang namanya (DOM) sebab sampai saat ini wilayah Indonesia bagian timur itu (Papua) adalah daerah operasi militer (DOM), hal ini nyata bukan sebuah ilusi belaka.

Bahkan untuk wilaya/ daerah Papua jumlah volume militarisme yang ada di Papua jika di bandingkan dengan masyarakat pribumi, maka jumlah militarisme di Papua melebihi jumlah volume orang-orang pribumi. Dengan demikian aktivitas militarisme di atas tanah Papua pun di implementasikan secara bebas (Sesukanya) di lingkungan masyarakat sipil, bahkan sampai dengan menerobos masuk ke rana-rana privat. Sebab hal tersebut sudah menjadi kebiasaan militarisme yang sedang berdomisili di Papua tersebut. Oleh karena itu, system militarisme juga mengikat orang-orang Papua melalui sifat aktivitasnya di rana lingkungan masyarakat sipil di Papua dengan cara represifitas, intimidasi dan sejenisnya, yang ujung-ujungNya akan sampai pada sifat destruktifitas pula atas orang-orang Papua itu sendiri. Sebab pada hakikatNya militarisme di Papua tidak menjalankan tugas sesuai dengan peran yang seharusnya di implementasikan olehnya, melainkan militarisme di Papua hanyalah melindungi warga migran (Pendatang) dan korporat-korporat asing yang sedang beroperasi (Mengeksploitasi) sumber daya alam (SDA) yang ada di buminya orang-orang Papua itu sendiri. berdasarkan empirisme hal tersebut bukanlah hal baru, semenjak Papua bergabung dan hidup berdampingan dengan Indonesia hal tersebut suda berlangsung sampai dengan saat ini.

SISTEM PENDIDIKAN YANG MEMBODOHI MANUSIA PAPUA
Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya. Sebuah sistem pendidikan sangatlah diperlukan karena hal ini lah yang nantinya akan mengatur jalannya pendidikan di sebuah negara dan akan menjadi pedoman untuk jalannya proses pendidikan tersebut. System pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari input, process, output, enviromental, dan, outcomes. Komponen-komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu yang menjalankan sebuah fungsi struktur mencapai tujuan system pendidikan tersebut.

Dengan demikian sebelum bangsa West Papua bergabung atau bersatu dengan Negara kesatuan repulik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963, latar belakang pendidikan di West Papua sangat progresif di bawah pemerintahan Belandah pada saat itu. Bahkan orang-orang asli (Pribumi asal West Papua) yang di didik oleh pemeritah Belanda tersebut berhasil membentuk dan membuat manifesto politik yang pada akhirnya akan terciptalah kemerdekaan bagi bangsa West Papua yang akan di deklarasikan pada 1 November 1961, namun di karenakan belum ada persetujuan dari pihak pemerintah Belandah sehingga kemerdekaan rakyat bangsa West Papua di deklarasikan pada 1 Desember 1961 secara defakto dan dejure. Dan kemerdekaan bangsa West Papua tersebut sudah di siarkan oleh siaran-siaran Belanda, Australi dan lain-lain kepada seluruh negra-negar bangsa yang ada pula di bawa kolong langit biri ini (Bumi).

Oleh karena itu saat ini kualitas orang-orang Papua yang di didik dengan system pendidikanNya Indonesia (Kolonial) dan pemerintah belanda (Kolonial) sangatlah berbeda jau jika di tinjau dari kualitas dalam memproduksi sumber daya manusia (SDM) Papua, di bawah pemerintah Belanda dan Indonesia. Symtem pendidikanNya pemerintahan Belanda pada hakkatnya dalam memproduksi sumber daya manusia (SDM) Papua sangatlah berkualitas, dan tentunya metode dalam mendidik pun di terapkan dengan cara dan gaya pemerintah Belanda itu sendiri terhadap orang-orang Papua, agar bagaimana orang-orang Papua itu bisa mengetahui dan memahami apa itu pendidikan dan manfaat dari pada pendidikan itu sendiri. Namun saat ini system pendidikan Indonesia (Kolonial) yang di terapkan atas manusia Papua di Papua sangat memprihatinkan bahkan mengalami kemundura yang sangat jau. Tentunya dalam hal mendidik manusia Papua oleh pemerintah Indonesia (Kolonial) di implementasikan dengan cara dan gaya Indonesia itu pula terhadap orang-orang Papua, mereka pemerintah Indonesia tau bagaimana cara membodohi manusia Papua dan mencerdaskan manusia Papua. Berdasarkan empirisme pada hakikatnya system pendidikan Indonesia yang di terapkan atas orang-orang Papua di Papua bukannya mencerdaskan orang-orang Papua, memanusiakan orang-orang Papua dalam hal berpolitik, berekonomi, bersosial budaya yang baik dan sejenisnya, melainkan orang-orang Papua di buat bodoh melalui system pendidikan yang di implementasikan oleh pemerintah Indonesia pada institusi-institusi pendidikan yang ada pula di seluruh tanah Papua tersebut. Jika semua orang-orang Papua di cerdaskan dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya maka secara tidak langsung ke stabilan Negara (RI) akan terancam di karenakan orang-orang Papua akan mengetahui kenyataan sosial yang sebenarnya. Sehingga hal tersebut akan membangkitkan orang-orang Papua dalam merebut hak asasi mereka yang telah di rebut oleh kolonialisme (Indonesia) kapitalisme, Imperialisme dan lain-lain dengan menggunakan senjata kecerdasan yang telah di dapatkan melalui system pendidikan pemerintah Indonesia (colonial) tersebut. Contoh kecil penerapan kurikulum pendidikan di Papua bahwa dalam istitusi-institusi pendidikan di seluruh tanah Papua untuk menggunakan bahasa ibu (Daera) di larang apalagi di masukan sebagai mata pelajaran untuk di pelajari di sekolah-sekolah yang ada snagatlah susah bahkan mustail untuk di terapkan, demikian pembelajaran sejarah Papua pun di larang untuk di ajarkan di sekolah-sekolah yang ada di Papua. Hal seperti ini yang di maksud dengan pembodohan yang di laksanakan dengan cara-cara yang wajar melalui system yang berlaku. Namun beda untuk pendidikan yang ada di luar dari Papua (Pulau Jawa), bahasa ibu (Daerah) di gunakan dengan bebas pada lingkungan pendidikan yang ada bahkan mata pelajaran terkait bahasa ibu (Daerah) di utamakan di sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, sampai dengan perguruan tinggi yang ada. sebab bahasa adalah jati diri suatu bangsa (Jiwa) itu sendiri, oleh sebab itu bahasa dan budaya perlu untuk di lindungi atas suatu bangsa itu sendiri. 
 (Itinya Indonesia akan tetap menciptakan PEMBODOHAN dan KEDESTRUKTIFAN atas orang-orang Papua, selagi bangsa WEST PAPUA masi hidup berdampingan bersamaan dengan Indonesia Kolonialisme).

SISTEM DOGMA MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan Tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi. Berdasarkan  indicator gambaran umum tentang kepercayaan akan dogma itu sendiri, bahwa pada hakikatnya sitem dogma sudah menjadi bagian kepercayaan, dan keyakinan absolut dalam kehidupan sosial budaya orang-orang Papua. Sebab dalam hal patuh akan dokma itu sendiri orang-orang Papua tak dapat tersaingi oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Penjajahan gaya lama di implementasikan dengan menggunakan system dogma, dengan mekanisme menerapkan system dogma tersebut melalui dokrin atas orang-orang yang di kuasai oleh kelompok rohaniawan terhadap wilaya/daerah yang di objek kan tersebut. Dengan begitu orang-orang yang sudah terlanjut menerima system dogma tersebut dengan sendirinya sitem dokma tersebut akan menjadi tradisi sosial budaya orang-orang yang telah menerima dokrin tentang dogma itu sendiri. Demikian sekilas historis peran buruk tentang dogma itu sendiri. Namun untuk saat ini buruk tidaknya pengimplementasian system dogma itu sendiri kembali pada yang mulia tokoh-tokoh rohaniawan. Dalam hal ini, untuk seluruh orang-orang Papua mulai dari orang tua, anak muda, mahasiswa, kelompok nelayan, tani, buruh singkatnya semuah rakyat akar rumput, kepercayaan mereka atas dokrin-dokrin system dokma tersebut sangatlah fundamental. Oleh karenanya peran dari pada dogma itu sendiri sanagat fundamental pula dalam mempropagandakan hal-hal yang berkaitan denga moral, perfeksionisme, humanis dan sebagainNya, namun satu hal yang paling penting dan harus di utamakan oleh yang mulia tokoh-tokoh rohaniawan (Agamawan) ialah perlunya untuk menyampaikan terkait kenyataan sosial di Papua itu sendiri, sebab bukan kesadaran sosial yang menentukan kenyataan sosial, melainkan kenyataan sosial yang menentukan kesadaran sosial, begitulah kata “Marx”. Dengan ini saya (Penulis) bukan benci atau mengatur-atur peran daripada tokoh-tokoh rohaniawan yang ada atas bumi Papua pada khususnya. Saya hanya meluruskan dan sampaikan apa yang seharusnya dan sebenarnya harus di lakukan oleh mereka (Tokoh-tokoh agamawan). Sebab status orang-orang Papua pada hakikatnya berada dalam kondisi, keadaan dan situasi terjajah dan tertindas oleh kolonialisme Indonesia (Penjajah).

MANUSIA PAPUA YANG BEBAS DARI SISTEM YANG MENGIKAT
Pada hakitanya system pendidikan Indonesia menciptakan pembodohan terhadap orang-orang Papua yang berdomisili di Papua, System pemerintahan di Papua memproduksi kontradiktif antara pejabat local dengan pejabat local, pejabat local dengan masyarakat sehingga terjadi konflik antara sesama etnik Papua dangan etnik Papua, System kapitalisme menciptakan sifat destruktif dan konflik horizontal yang berkepanjangan atas orang-orang Papua dengan orang-orang Papua, orang-orang Papua dengan aparat TNI/POLRI, System militarisme mendatangkan represifitas, intimidasi, bahkan kematian bagi orang-orang Papua, system dogma pun mempertahankan dan terus meyakinkan orang-orang Papua melalui dokri-dokrin fatalisme yang di produksi oleh tokoh/kaum rohaniawan terhadap orang-orang Papua dan seterusnya.

Rakyat bangsa Papua saat ini sedang di ikat oleh berbagai macam system yang berlapis-lapis oleh pemerintah Indonesia (colonial), sehingga hak asasi mnausia (HAM) Papua di atas tanah dan negrinya sendiri tidak ada sama sekali, pada hakikatnya hak-hak orang-orang Papua dalam hal persaingan ekonomi, bebas berpolitik, bebas menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengembangkan budayanya orang-orang Papua dan masi banyak lainnya selalu, terus dan sedang di batasi secara habis-habisan mdengan menggunakan berbagaimacam system yang di terapkan oleh kolonialisme Indonesia itu sendiri terhadap rakyat bangsa Papua, sejak pada 1 Mei 1963 waktu pengintegrasian Papua tersebut masuk ke dalam Negara kesatuan repulik Indonesia (NKRI) secara paksa sampai dengan saat ini 2017. Rakayat bangsa Papua akan bebas secara absolut dari berbagai macam system yang sedang mengikat rakyat Papua tersebut ketika rakyat bangsa Papua tersebut dapat menentukan nasipnya sendiri (Merdeka). Bebas dan merdeka berdiri sendiri (Berdikari) adalah solusi tunggal bagi rakyat bangsa West Papua.

Sumber Referensi:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem,
5. https://www.kompasiana.com/andreancan/sistem-pendidikan_54f76a90a33311b0368b47ea.

Hasil gambar untuk Rakyat Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUNUHAN DAN MUTILASI WARGA SIPIL PAPUA

Pembunuhan Dan Mutilasi 4 Warga Sipil  Pembunuhan dan Mutilasi  4 Warga Sipil di Timika adalah kejahatan kemanusiaan, segera tangkap dan Adi...