Oleh: Arnold Ev. Meaga
GAMBARAN
UMUM TENTANG SISTEM
Sistem
berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem
juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di
mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara
tersebut.
Kata
"sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam
forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan
pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian
yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan
di antara mereka.
Ada
beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan
umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen
yang membentuk sebuah sistem :
1.Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. 2. Masukan, Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). 3. Proses, Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. 4. Keluaran, Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas, Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbatasan dana. 6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik, Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. 7. Lingkungan, Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa merpengaruhi terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
1.Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. 2. Masukan, Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). 3. Proses, Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. 4. Keluaran, Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas, Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbatasan dana. 6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik, Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. 7. Lingkungan, Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa merpengaruhi terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
SISTEM
MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Dengan mengacu pada
indicator gambaran umum di atas, kita dapat mengetahui apa yang di maksud
daripada system itu sendiri. Oleh karena itu, untuk manusia Papua saat ini
jelas bahwa, status semua manusia Papua saat ini berada dalam keadaan, situasi
dan kondisi terjajah dalam berbagai macam aspek system yang di terapkan oleh
pemerintahan sentral (Jakarta), yang melalui pemerintah sentral tersebut lalu
didistribusikan lagi pada wilayah-wilaya (Koloni) kekuasaanya termasuk wilayah
Papua. Dengan menerapkan berbagai macam aspek system atas seluruh manusia Papua
yang ada, dengan begitulah pemerintahan sental dapat mengimplementasikan apa
yang menjadi tujuan-tujuan pemerintah sentral tersebut dalam hal ekonomi,
politik, sosial budaya dan lain sebagainya. Sebab system dapat mengikat manusia
Papua, system dapat memproduksi ketidak adilan sosial atas manusia Papua dengan
warga migran, system juga dapat menciptakan kematian bagi manusia Papua dan
seterusnya.
SISTEM
KAPITALISME MEMPRODUKSI PENYAKIT BAGI MANUSIA PAPUA
Kapitalisme
atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan
dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak
dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi
intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk
kepentingan-kepentingan pribadi.
Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa
diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah
sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu
pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu
maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang
modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke
barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus
mendapatkan bahan baku dan mesin terlebih dahulu, kemudian buruh yang berperan
sebagai operator mesin guna mendapatkan nilai dari bahan baku yang diolah. Oleh
karenaNya bumi Papua ialah surga bagi kapitalisme local, nasional bahkan
internasional, sebab bumi Papua sendiri kaya akan sumber daya alamnya (SDA),
namun miskin dalan sumber daya manusiaNya (SDM). Oleh karena itu, kurangnya
sumber daya manusia Papua itu sendiri adalah factor utama yang menyebabkan
system kapitalisme dapat dengan muda masuk dan beroperasi (Eksploitasi) dengan
sewenag-wenangnya. Dari sekian banyak saham-saham yang sedang beroperasi di
atas bumi Papua, sebagian besar terdiri dari saham-saham yang statusnya tidak
jelas alias illegal, dan saham-saham yang legal hanyalah beberapa saja, seperti
PT. Freeport Indonesia, Lng di papua barat dan beberapa saham terbesar yang ada
di Papua, selain dari itu statusnya belumlah jelas.
Dampak
daripada konflik horizontal yang berkepanjangan di Timika Papua, dan
daerah-daerah lainnya di Papua tidak terlepas dari sistym kapitalisme yang
sedang beroperasi di atas bumi Papua itu sendiri. Sebab system kapitalisme akan
menciptakan kondisi, keadaan dan situasi yang sifatnya kontradiktif dan
destruktifitas pada wilayah atau daerah yang sedang ia (Kapitalisme)
eksploitasi itu. Oleh sebab itu kenapa kapitalisme harus menciptakan kondisi
kontradiktif dan destruktifitas terhadap masyarakat pribumi, tujuannya agar
masyarakat pribumi tidak dapat memikirkan si capital tersebut yang sedang
beroperasi sesuai dengan keinginanNya atas daerah-daerah yang telah di
petak-petakkan (Daerah Baru) oleh kapitalisme tersebut. Oleh sebab itu,
peperangan dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya dan fisik antara
orang-orang pribumi dengan orang-orang pribumi, warga migran dengan orang-orang
pribumi, pemerintah sentral (Jakarta) dengan pemerintahan pada wilayah/ daerah
kekuasaan pemeritah sentral dan lain-lain pun tidak terlepas dari
pengaruh-pengaruh politik mengadu-domba yang di ciptakan oleh system
kapitalisme.
Jadi
singkatnya, system kapitalisme menciptakan pertentangan bagi orang-orang Papua
dengan orang-orang Papua, system kapitalisme tidak menciptakan kemakmuran bagi
orang-orang Papua, melainkan system kapitalisme menciptakan kecemburuan sosial
antara orang-orang Papua dengan orang-orang pendatang (Migran), system
kapitalisme juga tidak dapat menciptakan kekayaan dan kesejahteraan bagi
orang-orang Papua, yang ada hanyalah kematian, kemiskinan dan pembodohan bagi
orang-orang Papua, dan system kapitalisme tidak memproduksi emas untuk
orang-orang Papua, system kapitalisme hanya memproduksi sifat dan kondisi
destruktifitas atas orang-orang Papua itu sendiri dan seterusnya.
SISTEM MILITARISME MENGIKAT MANUSIA
PAPUA
Militerisme
adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak
pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan
militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari
masyarakat. Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada
pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan
politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan
perlakuan-perlakuan istimewa. Kebijakan tersebut menyebabkan militerisasi di
dalam masyarakat. Pengaruh dan kekuatan militer sangat diperhitungkan di dalam
pengambilan-pengambilan keputusan dalam bidang sipil sekalipun.
Pengaruh-pengaruh ini sangat jelas dalam sejarah berbagai pemerintah, khususnya
ketika mereka terlibat di dalam ekspansionisme, misalnya Kekaisaran Jepang, Britania
Raya, Jerman Nazi, Kekaisaran Romawi Baru di bawah Mussolini, ekspansi Republik
Sosialis Federasi Soviet Rusia menjadi Uni Republik Sosialis Soviet dan
pemerintahan Stalin yang belakangan, Irak di bawah pemerintahan Saddam Hussein,
dan Amerika Serikat pada masa Manifest Destiny dan pembaharuan tentaranya. Oleh
sebab itu, dalam menjaga keutuhan suatu Negara, system militarisme sangat
berperan besar dan penting, dalam mengambil keputusan-keputusan tertentu
terkait isu-isu sensitive yang berkaitan dengan kedaulatan suatu Negara itu
sendiri. Oleh karenaNya, wilayah Indonesia bagian timur itu (Papua) sejak di
aneksasi secara paksa dan berhasil pula di integrasikan oleh militarisme
Indonesia pada 1963 sampai dengan saat ini 2017, bahwa pada hakikatnya yang di
asumsikan oleh pemerintah Indonesia (Kolonialisme) tentang daerah operasi
militer (DOM) di Papua sudah tidak ada lagi seketika Papua tersebut telah
bergabung dalam bingkai Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI), Namun asumsi
ini sendiri keliru bahwa Papua sudah tidak ada lagi yang namanya (DOM) sebab
sampai saat ini wilayah Indonesia bagian timur itu (Papua) adalah daerah
operasi militer (DOM), hal ini nyata bukan sebuah ilusi belaka.
Bahkan
untuk wilaya/ daerah Papua jumlah volume militarisme yang ada di Papua jika di
bandingkan dengan masyarakat pribumi, maka jumlah militarisme di Papua melebihi
jumlah volume orang-orang pribumi. Dengan demikian aktivitas militarisme di
atas tanah Papua pun di implementasikan secara bebas (Sesukanya) di lingkungan
masyarakat sipil, bahkan sampai dengan menerobos masuk ke rana-rana privat.
Sebab hal tersebut sudah menjadi kebiasaan militarisme yang sedang berdomisili
di Papua tersebut. Oleh karena itu, system militarisme juga mengikat
orang-orang Papua melalui sifat aktivitasnya di rana lingkungan masyarakat
sipil di Papua dengan cara represifitas, intimidasi dan sejenisnya, yang
ujung-ujungNya akan sampai pada sifat destruktifitas pula atas orang-orang
Papua itu sendiri. Sebab pada hakikatNya militarisme di Papua tidak menjalankan
tugas sesuai dengan peran yang seharusnya di implementasikan olehnya, melainkan
militarisme di Papua hanyalah melindungi warga migran (Pendatang) dan
korporat-korporat asing yang sedang beroperasi (Mengeksploitasi) sumber daya
alam (SDA) yang ada di buminya orang-orang Papua itu sendiri. berdasarkan
empirisme hal tersebut bukanlah hal baru, semenjak Papua bergabung dan hidup
berdampingan dengan Indonesia hal tersebut suda berlangsung sampai dengan saat
ini.
SISTEM PENDIDIKAN YANG MEMBODOHI MANUSIA
PAPUA
Sistem
pendidikan adalah strategi atau metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan
potensi di dalam dirinya. Sebuah sistem pendidikan sangatlah diperlukan karena hal
ini lah yang nantinya akan mengatur jalannya pendidikan di sebuah negara dan
akan menjadi pedoman untuk jalannya proses pendidikan tersebut. System
pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari input, process,
output, enviromental, dan, outcomes. Komponen-komponen tersebut mempunyai
fungsi tertentu yang menjalankan sebuah fungsi struktur mencapai tujuan system
pendidikan tersebut.
Dengan
demikian sebelum bangsa West Papua bergabung atau bersatu dengan Negara
kesatuan repulik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963, latar belakang pendidikan di West
Papua sangat progresif di bawah pemerintahan Belandah pada saat itu. Bahkan
orang-orang asli (Pribumi asal West Papua) yang di didik oleh pemeritah Belanda
tersebut berhasil membentuk dan membuat manifesto politik yang pada akhirnya akan
terciptalah kemerdekaan bagi bangsa West Papua yang akan di deklarasikan pada 1
November 1961, namun di karenakan belum ada persetujuan dari pihak pemerintah
Belandah sehingga kemerdekaan rakyat bangsa West Papua di deklarasikan pada 1
Desember 1961 secara defakto dan dejure. Dan kemerdekaan bangsa West Papua
tersebut sudah di siarkan oleh siaran-siaran Belanda, Australi dan lain-lain
kepada seluruh negra-negar bangsa yang ada pula di bawa kolong langit biri ini
(Bumi).
Oleh
karena itu saat ini kualitas orang-orang Papua yang di didik dengan system pendidikanNya
Indonesia (Kolonial) dan pemerintah belanda (Kolonial) sangatlah berbeda jau
jika di tinjau dari kualitas dalam memproduksi sumber daya manusia (SDM) Papua,
di bawah pemerintah Belanda dan Indonesia. Symtem pendidikanNya pemerintahan
Belanda pada hakkatnya dalam memproduksi sumber daya manusia (SDM) Papua
sangatlah berkualitas, dan tentunya metode dalam mendidik pun di terapkan
dengan cara dan gaya pemerintah Belanda itu sendiri terhadap orang-orang Papua,
agar bagaimana orang-orang Papua itu bisa mengetahui dan memahami apa itu
pendidikan dan manfaat dari pada pendidikan itu sendiri. Namun saat ini system
pendidikan Indonesia (Kolonial) yang di terapkan atas manusia Papua di Papua
sangat memprihatinkan bahkan mengalami kemundura yang sangat jau. Tentunya
dalam hal mendidik manusia Papua oleh pemerintah Indonesia (Kolonial) di
implementasikan dengan cara dan gaya Indonesia itu pula terhadap orang-orang
Papua, mereka pemerintah Indonesia tau bagaimana cara membodohi manusia Papua
dan mencerdaskan manusia Papua. Berdasarkan empirisme pada hakikatnya system
pendidikan Indonesia yang di terapkan atas orang-orang Papua di Papua bukannya
mencerdaskan orang-orang Papua, memanusiakan orang-orang Papua dalam hal
berpolitik, berekonomi, bersosial budaya yang baik dan sejenisnya, melainkan orang-orang
Papua di buat bodoh melalui system pendidikan yang di implementasikan oleh
pemerintah Indonesia pada institusi-institusi pendidikan yang ada pula di
seluruh tanah Papua tersebut. Jika semua orang-orang Papua di cerdaskan dalam
hal ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya maka secara tidak
langsung ke stabilan Negara (RI) akan terancam di karenakan orang-orang Papua
akan mengetahui kenyataan sosial yang sebenarnya. Sehingga hal tersebut akan
membangkitkan orang-orang Papua dalam merebut hak asasi mereka yang telah di
rebut oleh kolonialisme (Indonesia) kapitalisme, Imperialisme dan lain-lain
dengan menggunakan senjata kecerdasan yang telah di dapatkan melalui system
pendidikan pemerintah Indonesia (colonial) tersebut. Contoh kecil penerapan
kurikulum pendidikan di Papua bahwa dalam istitusi-institusi pendidikan di
seluruh tanah Papua untuk menggunakan bahasa ibu (Daera) di larang apalagi di
masukan sebagai mata pelajaran untuk di pelajari di sekolah-sekolah yang ada
snagatlah susah bahkan mustail untuk di terapkan, demikian pembelajaran sejarah
Papua pun di larang untuk di ajarkan di sekolah-sekolah yang ada di Papua. Hal
seperti ini yang di maksud dengan pembodohan yang di laksanakan dengan
cara-cara yang wajar melalui system yang berlaku. Namun beda untuk pendidikan
yang ada di luar dari Papua (Pulau Jawa), bahasa ibu (Daerah) di gunakan dengan
bebas pada lingkungan pendidikan yang ada bahkan mata pelajaran terkait bahasa
ibu (Daerah) di utamakan di sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, sampai
dengan perguruan tinggi yang ada. sebab bahasa adalah jati diri suatu bangsa
(Jiwa) itu sendiri, oleh sebab itu bahasa dan budaya perlu untuk di lindungi
atas suatu bangsa itu sendiri.
(Itinya Indonesia akan tetap menciptakan PEMBODOHAN dan KEDESTRUKTIFAN atas orang-orang Papua, selagi bangsa WEST PAPUA masi hidup berdampingan bersamaan dengan Indonesia Kolonialisme).
(Itinya Indonesia akan tetap menciptakan PEMBODOHAN dan KEDESTRUKTIFAN atas orang-orang Papua, selagi bangsa WEST PAPUA masi hidup berdampingan bersamaan dengan Indonesia Kolonialisme).
SISTEM DOGMA MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Agama
adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari
kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang
dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul
kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat
manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang
disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Banyak
agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang
apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab
suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau
pemujaan Tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi,
jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari,
masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin
mengandung mitologi. Berdasarkan indicator gambaran umum tentang kepercayaan
akan dogma itu sendiri, bahwa pada hakikatnya sitem dogma sudah menjadi bagian
kepercayaan, dan keyakinan absolut dalam kehidupan sosial budaya orang-orang
Papua. Sebab dalam hal patuh akan dokma itu sendiri orang-orang Papua tak dapat
tersaingi oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Penjajahan
gaya lama di implementasikan dengan menggunakan system dogma, dengan mekanisme
menerapkan system dogma tersebut melalui dokrin atas orang-orang yang di kuasai
oleh kelompok rohaniawan terhadap wilaya/daerah yang di objek kan tersebut. Dengan
begitu orang-orang yang sudah terlanjut menerima system dogma tersebut dengan
sendirinya sitem dokma tersebut akan menjadi tradisi sosial budaya orang-orang
yang telah menerima dokrin tentang dogma itu sendiri. Demikian sekilas historis
peran buruk tentang dogma itu sendiri. Namun untuk saat ini buruk tidaknya
pengimplementasian system dogma itu sendiri kembali pada yang mulia tokoh-tokoh
rohaniawan. Dalam hal ini, untuk seluruh orang-orang Papua mulai dari orang
tua, anak muda, mahasiswa, kelompok nelayan, tani, buruh singkatnya semuah
rakyat akar rumput, kepercayaan mereka atas dokrin-dokrin system dokma tersebut
sangatlah fundamental. Oleh karenanya peran dari pada dogma itu sendiri sanagat
fundamental pula dalam mempropagandakan hal-hal yang berkaitan denga moral,
perfeksionisme, humanis dan sebagainNya, namun satu hal yang paling penting dan
harus di utamakan oleh yang mulia tokoh-tokoh rohaniawan (Agamawan) ialah
perlunya untuk menyampaikan terkait kenyataan sosial di Papua itu sendiri,
sebab bukan kesadaran sosial yang menentukan kenyataan sosial, melainkan
kenyataan sosial yang menentukan kesadaran sosial, begitulah kata “Marx”. Dengan ini saya (Penulis) bukan benci atau mengatur-atur peran
daripada tokoh-tokoh rohaniawan yang ada atas bumi Papua pada khususnya. Saya
hanya meluruskan dan sampaikan apa yang seharusnya dan sebenarnya harus di lakukan oleh mereka (Tokoh-tokoh agamawan). Sebab status orang-orang Papua pada hakikatnya berada dalam kondisi,
keadaan dan situasi terjajah dan tertindas oleh kolonialisme
Indonesia (Penjajah).
MANUSIA PAPUA YANG BEBAS DARI
SISTEM YANG MENGIKAT
Pada
hakitanya system pendidikan Indonesia menciptakan pembodohan terhadap
orang-orang Papua yang berdomisili di Papua, System pemerintahan di Papua
memproduksi kontradiktif antara pejabat local dengan pejabat local, pejabat local
dengan masyarakat sehingga terjadi konflik antara sesama etnik Papua dangan
etnik Papua, System kapitalisme menciptakan sifat destruktif dan konflik
horizontal yang berkepanjangan atas orang-orang Papua dengan orang-orang Papua,
orang-orang Papua dengan aparat TNI/POLRI, System militarisme mendatangkan
represifitas, intimidasi, bahkan kematian bagi orang-orang Papua, system dogma
pun mempertahankan dan terus meyakinkan orang-orang Papua melalui dokri-dokrin fatalisme
yang di produksi oleh tokoh/kaum rohaniawan terhadap orang-orang Papua dan
seterusnya.
Rakyat
bangsa Papua saat ini sedang di ikat oleh berbagai macam system yang
berlapis-lapis oleh pemerintah Indonesia (colonial), sehingga hak asasi mnausia
(HAM) Papua di atas tanah dan negrinya sendiri tidak ada sama sekali, pada
hakikatnya hak-hak orang-orang Papua dalam hal persaingan ekonomi, bebas
berpolitik, bebas menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengembangkan budayanya
orang-orang Papua dan masi banyak lainnya selalu, terus dan sedang di batasi
secara habis-habisan mdengan menggunakan berbagaimacam system yang di terapkan
oleh kolonialisme Indonesia itu sendiri terhadap rakyat bangsa Papua, sejak
pada 1 Mei 1963 waktu pengintegrasian Papua tersebut masuk ke dalam Negara kesatuan
repulik Indonesia (NKRI) secara paksa sampai dengan saat ini 2017. Rakayat bangsa
Papua akan bebas secara absolut dari berbagai macam system yang sedang mengikat
rakyat Papua tersebut ketika rakyat bangsa Papua tersebut dapat menentukan
nasipnya sendiri (Merdeka). Bebas dan merdeka berdiri sendiri (Berdikari)
adalah solusi tunggal bagi rakyat bangsa West Papua.
Sumber
Referensi:
1.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem,
5.
https://www.kompasiana.com/andreancan/sistem-pendidikan_54f76a90a33311b0368b47ea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar