Sabtu, 09 Maret 2019

Ko Bilang Krisis Kemanusiaan Itu Sudah Tidak Ada ?


KO BILANG KRISIS KEMANUSIAAN ITU SUDAH TIDAK ADA ? KO SALAH, BARANG ITU LAGI HIDUP SEHAT DI TANAH PALESTINA DAN TANAH PAPUA SANA

                  Oleh: A. Meaga

            Memang semua persoalan kemanusiaan yang sedang menimpa saudara kita di sana (Palestina) itu adalah suatu persoalan kemanusiaan yang amat sangat tidak manusiawi yang mana sedang menimpa mereka diatas tanah mereka sendiri. Kita tahu bahwa, yang namanya konfrontasi antara kedua belah pihak (bangsa) yang berbeda akan menelan korban yang cukup tinggi, dan kita tahu bahwa hukum-hukum internasional macam PBB tak menghendaki konflik semacam ini di muka bumi.

            Akan tetapi hingga saat ini, intervensi dari lembaga-lembaga hukum internasional macam PBB dan sejenisnya tak ada yang mampu memberhentikan kemapanan militer Israel dalam melancarkan penyerangannya terhadap bangsa Palestina tersebut. Ya, paling tidak kita telah mengetahui sedikit siapa dibelakang Israel, adalah tidak lain ialah pemerintah AS dan sekutunya (Uni Eropa).

            Sedangkan negara Indonesia, hanya jago dalam mengkritik tanpa tindakan (mungkin), ada juga bantuan kemanusiaannya untuk Palestina tersebut. Yang mana bantuannya lebih pada finansial dan lain-lain. Akan tetapi peran daripada militer Indonesia sendiri paling tak ada kontribusinya dalam membantu militer Palestina/atau pemerintah Palestina seperti negara Uni Sovet (Rusia) yang eksis membantu pemerintah Palestina.

            Karena itu, jika Indonesia memang berambisi untuk membantu saudaranya disana (Palestina), boleh saja dan itu adalah kewajiban negara Indonesia sebagai negara yang notabenenya adalah negara yang tak menghendaki kekerasan kemanusiaan yang sedang dialami oleh saudaranya disana itu. Namun, yang menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh negara Indonesia sendiri adalah bahwa, dia masih belum bereskan beribu-ribu persoalan dalam negaranya, dan masyarakat sosialnya yang sedang hidup dalam keadaan instabilitas politik, ekonomi, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya. Itu yang di satu sisi negara juga bisa dikatakan belum efektif dan ekonomis dalam mengatasi segala jenis problem sosial yang sedang terjadi di negri ini.

            Jika problem dalam negri saja belum bisa ditangani dengan jujur, dan berkeadilan maka, bagaimana mungkin bisa menyelesaikan masalah negara lain yang memang benar-benar dia (Negara Indonesia) tersebut tak begitu memahami keadaan sosial politiknya secara kapabilitas di negara bangsa lain tersebut. Hal ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. “(Ini adalah kekurangan pemerintahan negara bangsa ini, dan memang akan terus seperti itu adanya jika pemerintahan bangsa ini masih dipenuhi dengan praktik KKN absolut yang oleh kaum oligarkis dan kroni-kroninya)”.

            Kita lihat saja apa yang sedang terjadi di Papua itu bahwa, Papua tak ada bedahnya dengan Palestina. Jika palestina krisis kemanusiaanya tetap berlangsung eksistensinya maka, Papua pun demikian adanya. Yang namanya krisis kemanusiaan di Papua itu telah berlangsung sejak pada 03, Mei, 1963 (Awal integrasi Papua) hingga saat ini. Namun pada kenyataannya, pemerintah Indonesia telah menutupi segala-galanya tentang Papua sejak integrasi tersebut berlangsung.

            Apapun yang diaspirasikan oleh bangsa Papua Barat adalah bukan masalah makan dan minum sehari-hari diatas tanahnya sendiri. Apa yang sedang diperjuangkan oleh rakyat Papua Barat adalah mendesak pemerintah kolonial (Indonesia) untuk segera melepaskan bangsa Papua Barat dalam menentukan nasipnya sendiri, dan pemerintah harus pulah mengakui legalitas daripada telah dideklarasikan nya kemerdekaan bangsa Papua Barat pada 01, Desember, 1961 tersebut di (Holandia West Papua), saat ini Jayapura Papua.

            Saat ini, Indonesia melalui militernya senantiasa menindas, memperkosa dan mematikan orang-orang Papua di Papua sana. Dan saat ini pula, militer Israel sedang menindas, memperkosa, dan mematikan orang-orang Palestina di Palestina sana. Oleh karena itu, kedua bangsa ini (Indonesia dan Israel) secara kolektif mempertahankan krisis kemanusiaan itu tetap berlangsung. Dan asumsi mereka adalah bahwa, tindakan mereka adalah demi kedaulatan negara, keamanan negara, kenyamanan negara dan kepentingan negara dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya, agama, ideologi dll. Demi itu semua maka, manusia Palestina dan manusia Papua menjadi tak ada nilainya sama sekali. Oleh karena inilah yang menyebabkan bangsa Papua itu semakin terancam punah ras melanesia Papuanya diatas tanah dan negri leluhurnya sendiri.

            Jika sa deng ko (kawan) diam saja dan tetap mengambil sikap apatis absolut maka, bisa sa pastikan kalo ko deng sa tidak akan hidup dalam jangka waktu yang cukup panjang. Apalagi ko pu anak cucu kedepan. Ko harus ingat kamrat almarhum “MUSA MAKO TABUNI” pu kata-kata saat dia berorasi politik, dia bilang begini “Kita harus pastikan apakah kita punya anak cucu kedepan akan hidup baik atau tidak diatas dia punya tanah dan negri leluhur Papua ini sendiri, kalo pada hakikatnya kita masih tetap eksis dijajah oleh bangsa binatang ini”. “(Bangsa Binatang yang dimaksut oleh kawan “MAKO” adalah pemerintah kolonialisme Indonesia)”.

            BEGITU KAWAN HORAMT. Nasip rakyat bangsa PAPUA BARAT ke depan ada di ko pu tangan dan ko pu otak yang cerdas itu, untuk bagaimana ko bebaskan ko pu bangsa yang kian lama kian punah dan suram (kabur/tidak jelas) masa depan hidupnya nanti dalam rentang ruang dan waktu mendatang.

            Sekarang ko tau berapa total populasi orang pribumi Papua itu saat ini ? Kalo ko tau sukur, kalo ko tidak tau itu berbahaya. Sebab, populasi orang Papua sampai saat ini masih abtrak keberadaannya, bahkan negara sendiri tak memiliki data sensus penduduk antara orang Papua pribumi dan orang pendatang (transmigran) yang ada di Papua. Mungkin saja ada datanya, namun ditutupi oleh negara sendiri, mungkin data tersebut akan dimanfaatkan oleh kepentingan negara nantinya kedepan.

            Dan pemerintah Papua tetap saja senantiasa diperbudaki oleh jabatan yang diimpor oleh pemerintah kolonial (Indonesia) ke Papua, untuk bagaimana mengalihkan otak kecil mereka (pemerintah Papua) tersebut yang susah berpikir objektif dan rasional tentang kepentingan/nasip rakyat Papua Barat. Dan ini adalah hakikat daripada sistem pemerintah Papua dan kaum oligarkis lokal Papua yang ada dalam sistemnya kolonial itu sendiri.

            *(Pemerintahan Papua itu, ibaratnya adalah sebagian dari pada asupan gizi yang selalu menyehatkan kesehatan kolonial dalam menjajah bangsa Papua Barat itu sendiri).

Hasil gambar untuk Free Palestine Papua Barat

PEMBUNUHAN DAN MUTILASI WARGA SIPIL PAPUA

Pembunuhan Dan Mutilasi 4 Warga Sipil  Pembunuhan dan Mutilasi  4 Warga Sipil di Timika adalah kejahatan kemanusiaan, segera tangkap dan Adi...