KO
BILANG KRISIS KEMANUSIAAN ITU SUDAH TIDAK ADA ? KO SALAH, BARANG ITU LAGI HIDUP
SEHAT DI TANAH PALESTINA DAN TANAH PAPUA SANA
Oleh: A. Meaga
Memang semua persoalan kemanusiaan
yang sedang menimpa saudara kita di sana (Palestina) itu adalah suatu persoalan
kemanusiaan yang amat sangat tidak manusiawi yang mana sedang menimpa mereka
diatas tanah mereka sendiri. Kita tahu bahwa, yang namanya konfrontasi antara
kedua belah pihak (bangsa) yang berbeda akan menelan korban yang cukup tinggi,
dan kita tahu bahwa hukum-hukum internasional macam PBB tak menghendaki konflik
semacam ini di muka bumi.
Akan tetapi hingga saat ini,
intervensi dari lembaga-lembaga hukum internasional macam PBB dan sejenisnya
tak ada yang mampu memberhentikan kemapanan militer Israel dalam melancarkan
penyerangannya terhadap bangsa Palestina tersebut. Ya, paling tidak kita telah
mengetahui sedikit siapa dibelakang Israel, adalah tidak lain ialah pemerintah
AS dan sekutunya (Uni Eropa).
Sedangkan negara Indonesia, hanya
jago dalam mengkritik tanpa tindakan (mungkin), ada juga bantuan kemanusiaannya
untuk Palestina tersebut. Yang mana bantuannya lebih pada finansial dan
lain-lain. Akan tetapi peran daripada militer Indonesia sendiri paling tak ada
kontribusinya dalam membantu militer Palestina/atau pemerintah Palestina
seperti negara Uni Sovet (Rusia) yang eksis membantu pemerintah Palestina.
Karena itu, jika Indonesia memang
berambisi untuk membantu saudaranya disana (Palestina), boleh saja dan itu
adalah kewajiban negara Indonesia sebagai negara yang notabenenya adalah negara
yang tak menghendaki kekerasan kemanusiaan yang sedang dialami oleh saudaranya
disana itu. Namun, yang menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
negara Indonesia sendiri adalah bahwa, dia masih belum bereskan beribu-ribu
persoalan dalam negaranya, dan masyarakat sosialnya yang sedang hidup dalam
keadaan instabilitas politik, ekonomi, sosial, budaya, agama dan lain
sebagainya. Itu yang di satu sisi negara juga bisa dikatakan belum efektif dan ekonomis dalam mengatasi segala jenis problem sosial yang sedang terjadi di negri ini.
Jika problem dalam negri saja belum
bisa ditangani dengan jujur, dan berkeadilan maka, bagaimana mungkin bisa
menyelesaikan masalah negara lain yang memang benar-benar dia (Negara
Indonesia) tersebut tak begitu memahami keadaan sosial politiknya secara
kapabilitas di negara bangsa lain tersebut. Hal ini yang harus diperhatikan
oleh pemerintah Indonesia. “(Ini adalah kekurangan pemerintahan negara bangsa
ini, dan memang akan terus seperti itu adanya jika pemerintahan bangsa ini
masih dipenuhi dengan praktik KKN absolut yang oleh kaum oligarkis dan
kroni-kroninya)”.
Kita lihat saja apa yang sedang
terjadi di Papua itu bahwa, Papua tak ada bedahnya dengan Palestina. Jika
palestina krisis kemanusiaanya tetap berlangsung eksistensinya maka, Papua pun
demikian adanya. Yang namanya krisis kemanusiaan di Papua itu telah berlangsung
sejak pada 03, Mei, 1963 (Awal integrasi Papua) hingga saat ini. Namun pada
kenyataannya, pemerintah Indonesia telah menutupi segala-galanya tentang Papua
sejak integrasi tersebut berlangsung.
Apapun yang diaspirasikan oleh
bangsa Papua Barat adalah bukan masalah makan dan minum sehari-hari diatas
tanahnya sendiri. Apa yang sedang diperjuangkan oleh rakyat Papua Barat adalah
mendesak pemerintah kolonial (Indonesia) untuk segera melepaskan bangsa Papua
Barat dalam menentukan nasipnya sendiri, dan pemerintah harus pulah mengakui
legalitas daripada telah dideklarasikan nya kemerdekaan bangsa Papua Barat pada
01, Desember, 1961 tersebut di (Holandia West Papua), saat ini Jayapura Papua.
Saat ini, Indonesia melalui
militernya senantiasa menindas, memperkosa dan mematikan orang-orang Papua di
Papua sana. Dan saat ini pula, militer Israel sedang menindas, memperkosa, dan
mematikan orang-orang Palestina di Palestina sana. Oleh karena itu, kedua
bangsa ini (Indonesia dan Israel) secara kolektif mempertahankan krisis
kemanusiaan itu tetap berlangsung. Dan asumsi mereka adalah bahwa, tindakan
mereka adalah demi kedaulatan negara, keamanan negara, kenyamanan negara dan
kepentingan negara dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya, agama, ideologi
dll. Demi itu semua maka, manusia Palestina dan manusia Papua menjadi tak ada
nilainya sama sekali. Oleh karena inilah yang menyebabkan bangsa Papua itu
semakin terancam punah ras melanesia Papuanya diatas tanah dan negri leluhurnya
sendiri.
Jika sa deng ko (kawan) diam saja
dan tetap mengambil sikap apatis absolut maka, bisa sa pastikan kalo ko deng sa
tidak akan hidup dalam jangka waktu yang cukup panjang. Apalagi ko pu anak cucu
kedepan. Ko harus ingat kamrat almarhum “MUSA MAKO TABUNI” pu kata-kata saat
dia berorasi politik, dia bilang begini “Kita
harus pastikan apakah kita punya anak cucu kedepan akan hidup baik atau tidak
diatas dia punya tanah dan negri leluhur Papua ini sendiri, kalo pada
hakikatnya kita masih tetap eksis dijajah oleh bangsa binatang ini”.
“(Bangsa Binatang yang dimaksut oleh kawan “MAKO” adalah pemerintah
kolonialisme Indonesia)”.
BEGITU KAWAN HORAMT. Nasip rakyat
bangsa PAPUA BARAT ke depan ada di ko pu tangan dan ko pu otak yang cerdas itu,
untuk bagaimana ko bebaskan ko pu bangsa yang kian lama kian punah dan suram
(kabur/tidak jelas) masa depan hidupnya nanti dalam rentang ruang dan waktu
mendatang.
Sekarang ko tau berapa total
populasi orang pribumi Papua itu saat ini ? Kalo ko tau sukur, kalo ko tidak
tau itu berbahaya. Sebab, populasi orang Papua sampai saat ini masih abtrak
keberadaannya, bahkan negara sendiri tak memiliki data sensus penduduk antara orang
Papua pribumi dan orang pendatang (transmigran) yang ada di Papua. Mungkin saja
ada datanya, namun ditutupi oleh negara sendiri, mungkin data tersebut akan
dimanfaatkan oleh kepentingan negara nantinya kedepan.
Dan pemerintah Papua tetap saja
senantiasa diperbudaki oleh jabatan yang diimpor oleh pemerintah kolonial (Indonesia)
ke Papua, untuk bagaimana mengalihkan otak kecil mereka (pemerintah Papua)
tersebut yang susah berpikir objektif dan rasional tentang kepentingan/nasip
rakyat Papua Barat. Dan ini adalah hakikat daripada sistem pemerintah Papua dan
kaum oligarkis lokal Papua yang ada dalam sistemnya kolonial itu sendiri.
*(Pemerintahan Papua itu, ibaratnya
adalah sebagian dari pada asupan gizi yang selalu menyehatkan kesehatan
kolonial dalam menjajah bangsa Papua Barat itu sendiri).