PERSIPURA PAPUA DAN PAPUA MERDEKA
Oleh: Arnold Ev. Meaga
GAMBARAN
UMUN TENTANG PERMAINAN SEPAK BOLA
Sejarah sepakbola merupakan sejarah sebuah permainan
yang akhirnya berkembang menjadi sebuah fenomena olahraga yang menakjubkan. Sejarah
sepak bola sebagai olahraga dimulai abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di Cina.
Pada masa dinasti Han, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke
jaring kecil dan disebut dengan Tsu Chu. Permainan ini dipertandingkan untuk
melatih fisik tentara dan saat kaisar ulang tahun. Permainan serupa juga
dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan
membawa bola juga digemari terutama mulai sejak pada abad ke-16.
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi
sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini banyak menimbulkan
kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang
olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga
mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.
Pada Tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan
sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran
sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11
sekolah dan klub berkumpul untuk merumuskan aturan baku untuk permainan sepak
bola. Bersamaan dengan itu terjadi pemisahan yang jelas antara rugby dengan
sepak bola. Pada tahun 1869 membawa bola dengan tangan mulai dilarang pada
sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut,
pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan Dunia.
Federation Internationale de
Football Asosiation (FIFA)
Pada 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia mulai
dibentuk dengan nama FIFA (Federation Internationale de Football Asosiation).
FIFA dibentuk pada 21 Mei 1904, dan memiliki slogan For The Game. For The
World. FIFA berpusat di Zurich, Swis. FIFA adalah baddan pengatur internasional
sepak boal, FIFA juga mempromosikan sepak bola, mengatur transfer pemain antar
tim, memberikan gelar pemain terbaik dunia FIFA dan menerbitkan daftar
peringkat dunia FIFA setiap bulannya.
Sepak
Bola Di Indonesia
Sejarah
sepak bola di Indonesia diawali
dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta
pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan
oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat
Kompetisi I Perserikatan diadakan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepak Bola
Kebangsaan", Paku Buono X mendirikan stadion Sryweda yang membuat
persepak bolaan Indonesia semakin gencar.
Sepeninggalan
Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak
diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada
era sebelum tahun 1970-an beberapa pemain
Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Roni Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam
perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di
antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Devisi utama, Divisi Satu, dan
Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.
Selain itu, PSSI juga aktif
mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur
tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23).
KEKURANGAN
DAN KELEBIHAN PERMAINAN SEPAK BOLA
Dalam
permainan yang satu ini (Sepak Bola) adalah permainan yang sangat populer dan
permainan yang berada pada posisi yang paling atas dan terdepan pula, Sehingga
permaninan tersebut sangat di sukai dan di gemari oleh sekian miliar umat
manusia yang berdomisili di bumi ini. Akan tetapi permainan sepak bola tersebut
juga memiliki kekurang dan kelebuhan di dalam sistemnya, mau yang bersifat
menguntungkan atau merugikan antara kedua bela pihak yang saling berkompetisi
di lapangan hijau tersebut.
KELEBIHAN
PERMAINAN SEPAK BOLA
Dari sekian
banyak jenis permainan yang ada di dunia ini yang paling di sukai oleh sekian
miliar umat manusia di dunia ini adalah permainan Sepak Bola, baru setelahnya
sebagian kecil manusia lainnya menyukai serangkaina permainan yang lainnya
selain permainan Sepak Bola itu sendiri. Namun permainan Sepak Bola tersebut
jika di lihat dari sisi kelebihan dan dalam memberikan kontribusi yang bersifat
positif adalah, permainan tersebut dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri
bagi suatu bangsa dan negara ketika Tim kebanggaan bangsa dan negara tersebut
dapat memenangkan kompetisi antara negara-negara yang lainnya yang ada di dunia
ini. Dan juga memberikan keuntungan bagi mereka pemeran utama dalam hal ini
mereka (Pemain Bola) itu sendiri, serta mereka manusia-manusia yang terdiri
dari kelompok, golongan dan lain-lain yang berkepentingan dalam sistem Federation Internationale de
Football Asosiation (FIFA).
KEKURANGAN
PERMAINAN SEPAK BOLA
Walaupun
sebagian besar umat manusia di dunia ini sangat menyukai permainan sepak bola
namun permainan yang satu ini banyak pula mendatangkan bencana bagi mereka
penonton, sporter, si subjek (Pemain di lapangan), pelati (Guru) dengan pemain,
bahkan sampai dengan nama suatu negara yang memiliki Tim sepak bola tersebut
dapat pula rusak di mata dunia Internasional, hanya di karenakan mengalami
kekalahan dalam kompetisi antara negara yang satu dengan yang lainnya. Penonton
(Public) dapat memberi kesan yang sifatnya menjatuhkan ketika Tim yang berasal
dari Negaranya mengalami kekalahan secara berkala dari lawannya, sehingga Tim
yang mengalami kekalahan tersebut ketikan mendengar kesan tersebut maka hanya
akan mematahkan dan mematikan semangat mereka (Tim Pesepak Bola) tersebut dalam
berkompetisi di liga-liga pertandingan selanjutnya.
Sporter
pun dapat mendatangkan konflik di lapangan ketika pertandingan tersebut
berlangsung, hanya di karenakan oleh faktor kekalahan di alami oleh Tim yang di
sukai/atau di gemari oleh mereka (Sporter), sehingga konflik tersebut dapat
terjadi antara pendukung Tim yang satu dengan Tim yang satunya. Pendukung
(Sporter) pada khususnya dan pendukung dari asal negara yang memiliki Tim sepak
bolah pada umumnya, tidak akan mendapatkan apa-apa hasil daripada permainan itu
sendiri. Rakyat boleh mendukung Tim sepak bola dari negrinya sendiri, namun
mereka (Tim Sepak Bola) tersebut tidak dan bahkan jarang memperhatikan keadaan
dan kondisi kenyataan sosial yang destruktif yang mana sedang di alami oleh
rakyat yang pada hakikatnya selalu mendukung dan mensutpor mereka (Pemain Sepak
Bola) tersebut. Mereka (Tim Sepak Bola) tentunya mendapatkan sebuah imbalan
yang di bayar sesuai dengan peran mereka di lapangan dan mereka dapat
menghasilkan sebua danah (Uang) yang sangat besar hanya dengan cara dan
keahlian mereka dalam berlaga di lapangan hijau. Namun dalam sumbangan
finansial terhadap rakyat melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan dan sejenisnya
jarang pula untuk di implementasikan oleh mereka (Tim Sepak Bola) secara
kolektif, kelompok bahkan individu.
Jika
saja ada namun itu hanyalah sebagian kecil yang memiliki jiwa kemanusiaan atas
dirinya sendiri. Intinya permainan sepak bola tidak membantu rakayat pada saat
rakyat mengalami kesusahan dalam hal apapun itu.
Permainan sepak bola hanya
dapat menguntungkan dan memperkaya mereka orang-orang yang berada dalam sistem
permanan sepak bola itu sendiri dalam hal ini federation internationale de
fotbal asosiation (FIFA). Rakyat hanya menjadi objek pengeksploitasian dalam
hal danah (Uang), tenaga dan bahkan melupakan hal-hal yang sangat urgensi yang
harus di selesaikan oleh mereka (Rakyat), dan pada saat pertandingan akan
berlangsung rakyat akan menyumbang uang untuk menonton pertandingan sepak bola
tersebut. Dan uang tersebut di gunakan untuk apa ..? kepentingan rakyat ataukah
masuk dalam kas negara ..? ataukan untuk membayar mereka para pemeran utama di
lapangan hijau ..? hal ini belumlah jelas dan sebagian besar rakyat tak
mengetahui terkait hal ini pula.
SEJARA
PERSIPURA PAPUA
I.
SEKILAS
Pada ulang tahun saya ke 28 tanggal 25 Mei 1965
bertempat di Aula Gedung Sosial GKI (Sekarang mess GKI Jayapura) diadakan Doa
Pengucapan Syukur dengan banyak undangan, khususnya perwakilan/utusan dari
semua Perserikatan (Kesebelasan) daerah antara lain Sorong, Manokwari, Biak,
Yapen Waropen, PSK Kayu Pulo, Tobati, Nafri, Asei, Ayapo. Fokus kami adalah
kesebelasan yang mantan anggota Voetbal Bond Hollandia (VBH). Sejak tahun
1952-1955 ketika bersekolah di Primaire Middlebare School (PMS) Kotaraja
bersama teman-teman Barnabas Youwe, Hendrik Puy, Frans Ondi, David Hamadi,
Izaskar Maryen ditambah teman-teman dari Lagere Technise School (LTS) kami
mendirikan 2 (dua) kesebelasan, masing-masing : PELIKAN dan DOS (Door Oefening
Sterk). Pelikan dan DOS juga menjadi anggota VBH aktif ikut kompetisi dan
sangat disegani. Kami sebagai Pendeta pada waktu itu mendapat tugas belajar ke
Negeri Belanda dan teman saya Bas Youwe (Alm) menyelesaikan HBS dan Pertanidan
tropis di Wageningen. Kamudian kami kembali berada di Hollandia, Kotabaru,
Soekarnapura, Jayapura. Di bulan Desember 1962 saya terpilih sebagai Sekretaris
Umum dari Sinode Umum Gereja Kristen Injili di Tanah Papua disamping Pdt.
F.J.S. Rumainum sebagai Ketua Umum.
Menjabat sebuah fungsi untuk melayani dan menggembalakan
masyarakat diseluruh Tanah Papua sejak 1962-1970. Dan dalam situasi politik
yang mahaberat sebagai akibat Trikora untuk mengembalikan Irian Barat, menyusul
New York Agreement tanggal 15 Agustus 1962 dan pelaksanaan “Act of Free Choice”
(Pepera) tanggal 14 Juli – 2 Agustus 1069. Sebagai pimpinan GKI kami menyadari
situasi yang mahaberat itu yang sangat mencekam, menekan, mengecewakan membuat
frustrasi serta mematikan masa depan. Dalam pergumulan berat muncul sebuah ide
menolong mengorganisir pemuda-pemuda Papua lewat Kepanduan dan Sepakbola. Disamping
kesibukan di Sinode GKI saya juga menjabat sebagai Pimpinan Pandu Provinsi
Nederlands NG yang sempat mengenyam Latihan Pandu Gill Well (Woodbadge) di
Sydney Australia 1959. Sayangnya tidak aktif lagi setelah menyerahkan Kepanduan
kepada Gerakan Pramuka tahun 1963 di Pasar Minggu Jakarta kepada Kakwarnas
Hamengkubuwono IX.
Menyangkut sepak bola atas dasar pengalaman kami di
PMS Kotaraja di VBH dan negeri Belanda terjadi kesepakatan untuk membentuk
semacam Voetbal Bond Hollandia dan saudara Barnabas Youwe diberi tanggung jawab
untuk mengadakan kontak dengan berbagai pihak (kesebelasan) serta mengorganisir
Pelatihan-pelatihan. Sekolah-sekolah Menengah seperti STM merupakan perhatian
utama mendapatkan pemain. Ternyata ada respon yang positif dari semua pihak
mendukung agar dibentuk sebuah wadah untuk mempersatukan semua perserikatan. Atas dasar itulah maka pada pertemuan 25 Mei 1965
secara resmi dibuat Deklarasi berdirinya PERSATUAN SEPAK BOLA JAYAPURA dan
sekitarnya yang disingkat PERSIPURA.
PERSIPURA
PAPUA DI AKUI OELH DUNIA INTERNASIONAL
Persatuan
Sepak bola Indonesia Jayapura (disingkat Persipura Jayapura) adalah sebuah
klub sepak bola Indonesia yang bermarkas
di Jayapura, Papua. Prestasi tertingginya hingga kini adalah menjadi
empat kali juara Liga Indonesia dari tahun 2005 hingga 2013. Di era Perserikatan, prestasi
Persipura adalah runner-up Divisi Utama (1980) dan dua kali juara Divisi I
(1979 dan 1993). Persipura juga dikenal sebagai klub bola yang melahirkan
pemain lokal yang berkualitas internasional seperti Boaz Saloza, Ardiles Rumbiak, Chris Yarangga, Christian Warobay, Erol Iba, Gerard Pangkali, Jack Komboi, Yohanes Auri, Stevie Bonsapia, Titus Bonay, Jendry Pitoy, Eduard Ivakdalam, Ricardo Salampessy dan Patrick Wanggai,Verry Pahabol dan
masi banyak lainnya. Bahkan Persipura Papua di akui pada level kanca
internasional sehingga dengan semakin progresifnya Persipura Papua, dalam
liga-liga pertandingan yang berlangsung pada level yang berskala nasional
maupun internasional, dengan cara dan gaya mereka menaklukan musuh/atau
lawannya sendiri. Dengan cara dan gaya mereka (Persipura Papua) dalam bermain
permainan yang satu ini (Sepek Bola) membuat masyarakat pada level
internasional pun merespon terkait talenta yang di miliki oleh orang-orang
Papua itu. Adalah salah satu legenda pemain sepak bola dunia yang bernama David Becham yang mengatakan bahwa jika
ingin mencari bibit-bibit pemain sepak bola yang baik dan handal carilah di
bumi indonesia bagian timur itu. Yang di maksudkan olehnya ialah orang-orang
pribumi asal West Papua itu sendiri.
Yang pasti ada juga pengakuan dari
berbagai kalangan masyarakat internasional di dunia ini. Kenapa seseorang yang
begitu terkenal dalam permainan yang satu ini dapat memuji-muji pemain asal
Indonesia bagian timur (Papua) itu ? hal ini di sebabkan karena dalam
pertandingan persahabatan antara Indonesi yang di motori oleh Persipura Papua
dengan Santos FC asal Brazil. Yang mana selama pertandingan tersebut
berlangsung Persipura Papua dapat merai poin atau nilai mencapai 2 dan lawannya
mendapatkan poin atau nilai mencapai 1, yang artinya Santos FC pemain terbaik
asal Brazil itu dapat pula di taklukan atau di kalakan oleh Tim sepak bola
Indonesia yang di motori oleh Persipura Papua. dengan demikian kualitas
daripada Persipura Papua tak di ragukan lagi untuk berlaga di dunia
Internasional.
PERSIPURA PAPUA SEBAGAI BEKAL DALAM MENUJU PEMBEBASAN
NASIONAL PAPUA BARAT
Pada umumnya, Persipura Papua yang
kita kenal adalah salah satu Tim sepak bola yang sangat di segani dalam negri
negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) ini sendiri, bahkan cara dan gaya
bermain mereka di lapangan hijau di tunjukan dengan gaya yang sangat
provesional selama berlangsungnya pertandingan tersebut. Sehingga dari sekian
banyaknya pesepak bola di dalam negri sangat segan dengan Persipura Papua yang
sering di juluki sebagai Mutiara Hitam tersebut.
Oeleh sebab itu dengan
progresifnya Persipura Papua dalam dunia sepak bola yang berskala Nasional
maupun Internasional membuat nama Indonesia pun di puji oleh masyarakat
(publik) Internasional, hanya di karenakan prestasi Persipura Papua yang
berlaga dalam permainan sepak bola dengan mengatas namakan Indonesia. Namun
dengan kemajuan yang di raih oleh Persipura Papua tersebut dapat membawa sutu
kesan yang baik pula bagi bangsa West Papua, bahwa bangsa West Papua mampu
bersaing secara provesional dalam hal yang satu ini ialah dalam hal permainan
sepak bola itu sendiri. Pada hakikatnya mereka orang-orang terdahulu yang
mendirikan berdirinya Persipura Papua ini sendiri di karenakan latar belakang
historis politik bangsa West Papua, yang pada saat itu berada dalam situasi
yang sangat destruktif pula.
Sebab terbentuknya Tim Persipura
Papua adalah dalam situasi yang sangat tegang pada saat-saat di mulainya
penjajahan baru oleh kolonialisme Indonesia terhadap rakyat bangsa West Papua,
dengan di buatnya/atau dikeluarkannya Tri Komando Rakyat pada 19 Desember 1961,
New York Agrement pada 15 Juli 1962, Perjanjian Roma pada 30 September 1962 dan,
Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada 14 Juli sampai dengan berakhirnya
pepera pada 2 Agustus 1969, di atas bumi West Papua. Yang di implementasikan
oleh negara-negara (Amerika (As), Belanda, dan Indonesia) yang pada hakikatnya
ke tiga bangsa dan Negara tersebut memiliki kepentingannya masing-masing dalam
hal politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya. Sehingga Tim sepak
bola Persipura Papua di bentuk dan diadakan dari ketiadaan agar dapat menghibur
rakyat bangsa West Papua yang pada saat itu berada pula dalam trauma dan
keputus-asaan, di karenakan intimidasi, represivitas, penindasan, pemerkosaan
bahkan sampai dengan pembunuhan yang pada saat itu di lakukan oleh bangsa yang
baru saja bebas dari cengkraman kolonialisme Hindia Belanda ialah Bangsa
Indonesia, setelah mereka (Bangsa Indonesia) di jajah dalam jangka waktu 300
tahun lamanya.
Dengan ini, para pendiri Tim sepak
bola Persipura Papua berasumsi bahwa suatu saat Persipura Papua menjadi Tim
Sepak Bolah yang tak dapat di saingi oleh Tim sepak bola lainnya, dan hal itu
sudah terbukti saat ini. Dengan demikian secara tidak langsung bangsa West
Papua yang tak di ketahui pula oleh dunia atau bangsa-bangsa lainnya di dunia
ini, akan pula di ketahui bagsa Papua yang saat ini pada hakikatnya lagi terjajah
oleh bangsa penjajah, ialah kolonialisme Indonesia. Oleh karenanya dengan
kemajuan permainan sepak bola yang di motori oleh Persipura Papua secara tak
langsung akan pula meningkatkan status politik Papua, dalam hal Penentuan Nasip
Sendiri Bagi Rakyat Bangsa West Papua (Merdeka). Sebab didirikannya Persipura
bertujuan untuk hal itu (Pembebasan Nasional Papua Barat), sehingga pemerintah
kolonial pun dapat saja mematikan kemajuan dan perkembagan Persipura Papua
tersebut, di karenakan oleh faktor politik Papua merdeka.
Jika Persipura Papua maju
di level dunia Internasional, mka sama saja dengan politik Papua merdeka pun
akan meningkat pula secara absolut. Dan itu adalah hal yang sangat berbahaya
bagi kolonialisme Indonesia ini sendiri. Namun itulah talenta manusia-manusia
Papua ras Melanesia (Negroid) dalam hal permainan yang sangat di sukai oleh
sekian miliar orang yang berdomisili di bumi ini. Dan perlu pemerintah
Indonesia ketahui bahwa suatu saat Persipura Papua dapat memerdekakan bangsanya
sendiri melalui permainan ini (Sepak Bola). Persipur Papua adalah Tim sepak
bola terbaik bangsa West Papua, bukan pula Tim sepak bola Indonesia, itu jelas
hendaknya di mengerti bagian hal ini pemerintah Indonesia (Kolonial).
SEJARAH
KEMERDEKAAN BANGSA WEST PAPUA
Bangsa
West Papua adalah sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat layaknya
bangsa-bangsa lain di dunia ini yang merdeka dan berdaulat pula. Secara
historis penjajahan terhadap rakyat bangsa West Papua yang di implementasikan
oleh Nederland Newgunea (Belanda) selama 64 tahun, dengan batas wilayah mulai
dari Raja Empat sampai Merauke.
Selama
penjajahan Belanda (Nederland Newgunea) di bumi West Papua pemerintah Belanda
selain mengeksploitasi sumber daya alam (SDA), mereka juga membangun sekolah-sekolah
di Papua agar orang-orang pribimi bisa di didik dengan sekolah yang ada sesuai
dengan gaya dan cara mereka pemerintah Belanda. Terhadap orang-orang pribumi
(Papua) itu sendiri.
Dengan demikian orang-orang Papua yang terdidik pada saat
itu berhasil menciptakan manifesto politik yang isinya terdiri dari menentukan
negara Papua, dengan nama negara adalah Papua Barat, Lagu Hai Tanah ku Papua,
dan Bendera adalah Bintang kejora dan lain-lain. Dan selanjutnya kemerdekaan
Papua Barat yang akan di deklarasikan pada 1 November 1961, tak dapat di
realisasikan oleh komite new gunea reed di karenakan belum ada persetujuan dari
pemerintah Belanda. Namun karena desakan komite dewan new gunea reed atas
pemerintah Belanda sehingga kemerdekaan rakyat bangsa Papua Barat di deklarasikan
tepat pada 1 Desember 1961, bertempat di holandia saat ini yang kita kenal
(Jayapura). Sehingga bangsa Papua Barat bukan sebagian dari bangsa Indonesia,
dan bangsa Indonesia bukan pula sebagian dari Papua, sebab dari kedua bangsa
ini memiliki latar belakang historis politik dalam rangka membebaskan diri dari
kolonialisme yang berbeda-beda pula.
BANGKIT DAN
LAWAN DENGAN CARA DAN GAYA ANDA SENDIRI
Rakyat
yang sadar dan mau berkorban demi ideal yang di harapkan, itula kunci utama
yang harus kita sebagai generasi bangsa Papua Barat bangun, dan susun
konstruksinya secara matang, dan baik pula dalam hal menyadarkan rakyat bangsa
Papua Barat seluruhnya. Bagaimana metodenya dalam melakukan kerja-kerja
penyadaran atas rakyat Papua Barat agar mereka mau berkorban dan mau
memperjuangkan perjuangan politik Papua Merdeka saat ini ..? semuanya kembali
pada anda generasi muda-mudi Papua yang terdiri dari manusi-manusia yang
berintelektual. Sebab pengetahuan adalah keselamatan, keselamatan suati bangsa
ada pada pengetahuan.
Pengetahuan itu senjata pembebasan bagi kaum tertindas,
perjuangan tanpa pengetahuan sama halnya perjuagan yang di perjuangkan pun tak
akan tercapai pula, atas bangsa yang merindukan pembebasan sejati dari belenggu
penindasan itu sendiri. Sehingga yang bisa kita lakukan demi tercapainya ideal,
maka lakukanlah dengan cara dan gaya anda sendiri. Dalam melawan musu ada
banyak cara dengan cara menulis, agitasi, propaganda umum, propaganda konkrit, mogok
di gandengkan dengan boikot serta demonstrasi (Tuntutan), bersosialisasi
terkait latar belakang sejarah perjuangan rakyat bangsa Papua Barat dan masi
banyak lainnya.
Sekarang
saatnya kita rakyat bangsa Papua Barat bangun dan bebaskan diri kita dari
kolonialisme (Indonesia), Imperialisme, Kapitalisme, Militarisme dan
Feodalisme. Sebelum kita bangsa (Papau Barat) musnah di atas tanah dan negri
kita sendiri (Lawan).
Salam
Pembebasan..!!
Sumber
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Persipura_Jayapura