Selasa, 26 Desember 2017

Persipura Papua Dan Papua Merdeka

PERSIPURA PAPUA DAN PAPUA MERDEKA

Oleh: Arnold Ev. Meaga

GAMBARAN UMUN TENTANG PERMAINAN SEPAK BOLA

Sejarah sepakbola merupakan sejarah sebuah permainan yang akhirnya berkembang menjadi sebuah fenomena olahraga yang menakjubkan. Sejarah sepak bola sebagai olahraga dimulai abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di Cina. Pada masa dinasti Han, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil dan disebut dengan Tsu Chu. Permainan ini dipertandingkan untuk melatih fisik tentara dan saat kaisar ulang tahun. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai sejak pada abad ke-16.

Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini banyak menimbulkan kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.

Pada Tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul untuk merumuskan aturan baku untuk permainan sepak bola. Bersamaan dengan itu terjadi pemisahan yang jelas antara rugby dengan sepak bola. Pada tahun 1869 membawa bola dengan tangan mulai dilarang pada sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan Dunia.

Federation Internationale de Football Asosiation (FIFA)

Pada 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia mulai dibentuk dengan nama FIFA (Federation Internationale de Football Asosiation). FIFA dibentuk pada 21 Mei 1904, dan memiliki slogan For The Game. For The World. FIFA berpusat di Zurich, Swis. FIFA adalah baddan pengatur internasional sepak boal, FIFA juga mempromosikan sepak bola, mengatur transfer pemain antar tim, memberikan gelar pemain terbaik dunia FIFA dan menerbitkan daftar peringkat dunia FIFA setiap bulannya.

Sepak Bola Di Indonesia

Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo  Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia.  Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan.  Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepak Bola Kebangsaan", Paku Buono X mendirikan stadion Sryweda yang membuat persepak bolaan Indonesia semakin gencar.

Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi.  Pada era sebelum tahun 1970-an beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Roni Pattinasarani, dan Tan Liong Houw.  Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Devisi utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.  Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23).

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PERMAINAN SEPAK BOLA

Dalam permainan yang satu ini (Sepak Bola) adalah permainan yang sangat populer dan permainan yang berada pada posisi yang paling atas dan terdepan pula, Sehingga permaninan tersebut sangat di sukai dan di gemari oleh sekian miliar umat manusia yang berdomisili di bumi ini. Akan tetapi permainan sepak bola tersebut juga memiliki kekurang dan kelebuhan di dalam sistemnya, mau yang bersifat menguntungkan atau merugikan antara kedua bela pihak yang saling berkompetisi di lapangan hijau tersebut.

KELEBIHAN PERMAINAN SEPAK BOLA

Dari sekian banyak jenis permainan yang ada di dunia ini yang paling di sukai oleh sekian miliar umat manusia di dunia ini adalah permainan Sepak Bola, baru setelahnya sebagian kecil manusia lainnya menyukai serangkaina permainan yang lainnya selain permainan Sepak Bola itu sendiri. Namun permainan Sepak Bola tersebut jika di lihat dari sisi kelebihan dan dalam memberikan kontribusi yang bersifat positif adalah, permainan tersebut dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi suatu bangsa dan negara ketika Tim kebanggaan bangsa dan negara tersebut dapat memenangkan kompetisi antara negara-negara yang lainnya yang ada di dunia ini. Dan juga memberikan keuntungan bagi mereka pemeran utama dalam hal ini mereka (Pemain Bola) itu sendiri, serta mereka manusia-manusia yang terdiri dari kelompok, golongan dan lain-lain yang berkepentingan dalam sistem Federation Internationale de Football Asosiation (FIFA).

KEKURANGAN PERMAINAN SEPAK BOLA

Walaupun sebagian besar umat manusia di dunia ini sangat menyukai permainan sepak bola namun permainan yang satu ini banyak pula mendatangkan bencana bagi mereka penonton, sporter, si subjek (Pemain di lapangan), pelati (Guru) dengan pemain, bahkan sampai dengan nama suatu negara yang memiliki Tim sepak bola tersebut dapat pula rusak di mata dunia Internasional, hanya di karenakan mengalami kekalahan dalam kompetisi antara negara yang satu dengan yang lainnya. Penonton (Public) dapat memberi kesan yang sifatnya menjatuhkan ketika Tim yang berasal dari Negaranya mengalami kekalahan secara berkala dari lawannya, sehingga Tim yang mengalami kekalahan tersebut ketikan mendengar kesan tersebut maka hanya akan mematahkan dan mematikan semangat mereka (Tim Pesepak Bola) tersebut dalam berkompetisi di liga-liga pertandingan selanjutnya.

Sporter pun dapat mendatangkan konflik di lapangan ketika pertandingan tersebut berlangsung, hanya di karenakan oleh faktor kekalahan di alami oleh Tim yang di sukai/atau di gemari oleh mereka (Sporter), sehingga konflik tersebut dapat terjadi antara pendukung Tim yang satu dengan Tim yang satunya. Pendukung (Sporter) pada khususnya dan pendukung dari asal negara yang memiliki Tim sepak bolah pada umumnya, tidak akan mendapatkan apa-apa hasil daripada permainan itu sendiri. Rakyat boleh mendukung Tim sepak bola dari negrinya sendiri, namun mereka (Tim Sepak Bola) tersebut tidak dan bahkan jarang memperhatikan keadaan dan kondisi kenyataan sosial yang destruktif yang mana sedang di alami oleh rakyat yang pada hakikatnya selalu mendukung dan mensutpor mereka (Pemain Sepak Bola) tersebut. Mereka (Tim Sepak Bola) tentunya mendapatkan sebuah imbalan yang di bayar sesuai dengan peran mereka di lapangan dan mereka dapat menghasilkan sebua danah (Uang) yang sangat besar hanya dengan cara dan keahlian mereka dalam berlaga di lapangan hijau. Namun dalam sumbangan finansial terhadap rakyat melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan dan sejenisnya jarang pula untuk di implementasikan oleh mereka (Tim Sepak Bola) secara kolektif, kelompok bahkan individu.
Jika saja ada namun itu hanyalah sebagian kecil yang memiliki jiwa kemanusiaan atas dirinya sendiri. Intinya permainan sepak bola tidak membantu rakayat pada saat rakyat mengalami kesusahan dalam hal apapun itu.

Permainan sepak bola hanya dapat menguntungkan dan memperkaya mereka orang-orang yang berada dalam sistem permanan sepak bola itu sendiri dalam hal ini federation internationale de fotbal asosiation (FIFA). Rakyat hanya menjadi objek pengeksploitasian dalam hal danah (Uang), tenaga dan bahkan melupakan hal-hal yang sangat urgensi yang harus di selesaikan oleh mereka (Rakyat), dan pada saat pertandingan akan berlangsung rakyat akan menyumbang uang untuk menonton pertandingan sepak bola tersebut. Dan uang tersebut di gunakan untuk apa ..? kepentingan rakyat ataukah masuk dalam kas negara ..? ataukan untuk membayar mereka para pemeran utama di lapangan hijau ..? hal ini belumlah jelas dan sebagian besar rakyat tak mengetahui terkait hal ini pula.

SEJARA PERSIPURA PAPUA

I. SEKILAS
Pada ulang tahun saya ke 28 tanggal 25 Mei 1965 bertempat di Aula Gedung Sosial GKI (Sekarang mess GKI Jayapura) diadakan Doa Pengucapan Syukur dengan banyak undangan, khususnya perwakilan/utusan dari semua Perserikatan (Kesebelasan) daerah antara lain Sorong, Manokwari, Biak, Yapen Waropen, PSK Kayu Pulo, Tobati, Nafri, Asei, Ayapo. Fokus kami adalah kesebelasan yang mantan anggota Voetbal Bond Hollandia (VBH). Sejak tahun 1952-1955 ketika bersekolah di Primaire Middlebare School (PMS) Kotaraja bersama teman-teman Barnabas Youwe, Hendrik Puy, Frans Ondi, David Hamadi, Izaskar Maryen ditambah teman-teman dari Lagere Technise School (LTS) kami mendirikan 2 (dua) kesebelasan, masing-masing : PELIKAN dan DOS (Door Oefening Sterk). Pelikan dan DOS juga menjadi anggota VBH aktif ikut kompetisi dan sangat disegani. Kami sebagai Pendeta pada waktu itu mendapat tugas belajar ke Negeri Belanda dan teman saya Bas Youwe (Alm) menyelesaikan HBS dan Pertanidan tropis di Wageningen. Kamudian kami kembali berada di Hollandia, Kotabaru, Soekarnapura, Jayapura. Di bulan Desember 1962 saya terpilih sebagai Sekretaris Umum dari Sinode Umum Gereja Kristen Injili di Tanah Papua disamping Pdt. F.J.S. Rumainum sebagai Ketua Umum.
Menjabat sebuah fungsi untuk melayani dan menggembalakan masyarakat diseluruh Tanah Papua sejak 1962-1970. Dan dalam situasi politik yang mahaberat sebagai akibat Trikora untuk mengembalikan Irian Barat, menyusul New York Agreement tanggal 15 Agustus 1962 dan pelaksanaan “Act of Free Choice” (Pepera) tanggal 14 Juli – 2 Agustus 1069. Sebagai pimpinan GKI kami menyadari situasi yang mahaberat itu yang sangat mencekam, menekan, mengecewakan membuat frustrasi serta mematikan masa depan. Dalam pergumulan berat muncul sebuah ide menolong mengorganisir pemuda-pemuda Papua lewat Kepanduan dan Sepakbola. Disamping kesibukan di Sinode GKI saya juga menjabat sebagai Pimpinan Pandu Provinsi Nederlands NG yang sempat mengenyam Latihan Pandu Gill Well (Woodbadge) di Sydney Australia 1959. Sayangnya tidak aktif lagi setelah menyerahkan Kepanduan kepada Gerakan Pramuka tahun 1963 di Pasar Minggu Jakarta kepada Kakwarnas Hamengkubuwono IX.
Menyangkut sepak bola atas dasar pengalaman kami di PMS Kotaraja di VBH dan negeri Belanda terjadi kesepakatan untuk membentuk semacam Voetbal Bond Hollandia dan saudara Barnabas Youwe diberi tanggung jawab untuk mengadakan kontak dengan berbagai pihak (kesebelasan) serta mengorganisir Pelatihan-pelatihan. Sekolah-sekolah Menengah seperti STM merupakan perhatian utama mendapatkan pemain. Ternyata ada respon yang positif dari semua pihak mendukung agar dibentuk sebuah wadah untuk mempersatukan semua perserikatan. Atas dasar itulah maka pada pertemuan 25 Mei 1965 secara resmi dibuat Deklarasi berdirinya PERSATUAN SEPAK BOLA JAYAPURA dan sekitarnya yang disingkat PERSIPURA.
PERSIPURA PAPUA DI AKUI OELH DUNIA INTERNASIONAL

Persatuan Sepak bola Indonesia Jayapura (disingkat Persipura Jayapura) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Jayapura, Papua. Prestasi tertingginya hingga kini adalah menjadi empat kali juara Liga Indonesia dari tahun 2005 hingga 2013. Di era Perserikatan, prestasi Persipura adalah runner-up Divisi Utama (1980) dan dua kali juara Divisi I (1979 dan 1993). Persipura juga dikenal sebagai klub bola yang melahirkan pemain lokal yang berkualitas internasional seperti Boaz Saloza, Ardiles Rumbiak, Chris Yarangga, Christian Warobay, Erol Iba, Gerard Pangkali, Jack Komboi, Yohanes Auri, Stevie Bonsapia, Titus Bonay, Jendry Pitoy, Eduard Ivakdalam, Ricardo Salampessy dan Patrick Wanggai,Verry Pahabol dan masi banyak lainnya. Bahkan Persipura Papua di akui pada level kanca internasional sehingga dengan semakin progresifnya Persipura Papua, dalam liga-liga pertandingan yang berlangsung pada level yang berskala nasional maupun internasional, dengan cara dan gaya mereka menaklukan musuh/atau lawannya sendiri. Dengan cara dan gaya mereka (Persipura Papua) dalam bermain permainan yang satu ini (Sepek Bola) membuat masyarakat pada level internasional pun merespon terkait talenta yang di miliki oleh orang-orang Papua itu. Adalah salah satu legenda pemain sepak bola dunia yang bernama David Becham yang mengatakan bahwa jika ingin mencari bibit-bibit pemain sepak bola yang baik dan handal carilah di bumi indonesia bagian timur itu. Yang di maksudkan olehnya ialah orang-orang pribumi asal West Papua itu sendiri.

Yang pasti ada juga pengakuan dari berbagai kalangan masyarakat internasional di dunia ini. Kenapa seseorang yang begitu terkenal dalam permainan yang satu ini dapat memuji-muji pemain asal Indonesia bagian timur (Papua) itu ? hal ini di sebabkan karena dalam pertandingan persahabatan antara Indonesi yang di motori oleh Persipura Papua dengan Santos FC asal Brazil. Yang mana selama pertandingan tersebut berlangsung Persipura Papua dapat merai poin atau nilai mencapai 2 dan lawannya mendapatkan poin atau nilai mencapai 1, yang artinya Santos FC pemain terbaik asal Brazil itu dapat pula di taklukan atau di kalakan oleh Tim sepak bola Indonesia yang di motori oleh Persipura Papua. dengan demikian kualitas daripada Persipura Papua tak di ragukan lagi untuk berlaga di dunia Internasional.

PERSIPURA PAPUA SEBAGAI BEKAL DALAM MENUJU PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT

Pada umumnya, Persipura Papua yang kita kenal adalah salah satu Tim sepak bola yang sangat di segani dalam negri negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) ini sendiri, bahkan cara dan gaya bermain mereka di lapangan hijau di tunjukan dengan gaya yang sangat provesional selama berlangsungnya pertandingan tersebut. Sehingga dari sekian banyaknya pesepak bola di dalam negri sangat segan dengan Persipura Papua yang sering di juluki sebagai Mutiara Hitam tersebut.

Oeleh sebab itu dengan progresifnya Persipura Papua dalam dunia sepak bola yang berskala Nasional maupun Internasional membuat nama Indonesia pun di puji oleh masyarakat (publik) Internasional, hanya di karenakan prestasi Persipura Papua yang berlaga dalam permainan sepak bola dengan mengatas namakan Indonesia. Namun dengan kemajuan yang di raih oleh Persipura Papua tersebut dapat membawa sutu kesan yang baik pula bagi bangsa West Papua, bahwa bangsa West Papua mampu bersaing secara provesional dalam hal yang satu ini ialah dalam hal permainan sepak bola itu sendiri. Pada hakikatnya mereka orang-orang terdahulu yang mendirikan berdirinya Persipura Papua ini sendiri di karenakan latar belakang historis politik bangsa West Papua, yang pada saat itu berada dalam situasi yang sangat destruktif pula.

Sebab terbentuknya Tim Persipura Papua adalah dalam situasi yang sangat tegang pada saat-saat di mulainya penjajahan baru oleh kolonialisme Indonesia terhadap rakyat bangsa West Papua, dengan di buatnya/atau dikeluarkannya Tri Komando Rakyat pada 19 Desember 1961, New York Agrement pada 15 Juli 1962, Perjanjian Roma pada 30 September 1962 dan, Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada 14 Juli sampai dengan berakhirnya pepera pada 2 Agustus 1969, di atas bumi West Papua. Yang di implementasikan oleh negara-negara (Amerika (As), Belanda, dan Indonesia) yang pada hakikatnya ke tiga bangsa dan Negara tersebut memiliki kepentingannya masing-masing dalam hal politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya. Sehingga Tim sepak bola Persipura Papua di bentuk dan diadakan dari ketiadaan agar dapat menghibur rakyat bangsa West Papua yang pada saat itu berada pula dalam trauma dan keputus-asaan, di karenakan intimidasi, represivitas, penindasan, pemerkosaan bahkan sampai dengan pembunuhan yang pada saat itu di lakukan oleh bangsa yang baru saja bebas dari cengkraman kolonialisme Hindia Belanda ialah Bangsa Indonesia, setelah mereka (Bangsa Indonesia) di jajah dalam jangka waktu 300 tahun lamanya.

Dengan ini, para pendiri Tim sepak bola Persipura Papua berasumsi bahwa suatu saat Persipura Papua menjadi Tim Sepak Bolah yang tak dapat di saingi oleh Tim sepak bola lainnya, dan hal itu sudah terbukti saat ini. Dengan demikian secara tidak langsung bangsa West Papua yang tak di ketahui pula oleh dunia atau bangsa-bangsa lainnya di dunia ini, akan pula di ketahui bagsa Papua yang saat ini pada hakikatnya lagi terjajah oleh bangsa penjajah, ialah kolonialisme Indonesia. Oleh karenanya dengan kemajuan permainan sepak bola yang di motori oleh Persipura Papua secara tak langsung akan pula meningkatkan status politik Papua, dalam hal Penentuan Nasip Sendiri Bagi Rakyat Bangsa West Papua (Merdeka). Sebab didirikannya Persipura bertujuan untuk hal itu (Pembebasan Nasional Papua Barat), sehingga pemerintah kolonial pun dapat saja mematikan kemajuan dan perkembagan Persipura Papua tersebut, di karenakan oleh faktor politik Papua merdeka.

Jika Persipura Papua maju di level dunia Internasional, mka sama saja dengan politik Papua merdeka pun akan meningkat pula secara absolut. Dan itu adalah hal yang sangat berbahaya bagi kolonialisme Indonesia ini sendiri. Namun itulah talenta manusia-manusia Papua ras Melanesia (Negroid) dalam hal permainan yang sangat di sukai oleh sekian miliar orang yang berdomisili di bumi ini. Dan perlu pemerintah Indonesia ketahui bahwa suatu saat Persipura Papua dapat memerdekakan bangsanya sendiri melalui permainan ini (Sepak Bola). Persipur Papua adalah Tim sepak bola terbaik bangsa West Papua, bukan pula Tim sepak bola Indonesia, itu jelas hendaknya di mengerti bagian hal ini pemerintah Indonesia (Kolonial).

SEJARAH KEMERDEKAAN BANGSA WEST PAPUA

Bangsa West Papua adalah sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat layaknya bangsa-bangsa lain di dunia ini yang merdeka dan berdaulat pula. Secara historis penjajahan terhadap rakyat bangsa West Papua yang di implementasikan oleh Nederland Newgunea (Belanda) selama 64 tahun, dengan batas wilayah mulai dari Raja Empat sampai Merauke.
Selama penjajahan Belanda (Nederland Newgunea) di bumi West Papua pemerintah Belanda selain mengeksploitasi sumber daya alam (SDA), mereka juga membangun sekolah-sekolah di Papua agar orang-orang pribimi bisa di didik dengan sekolah yang ada sesuai dengan gaya dan cara mereka pemerintah Belanda. Terhadap orang-orang pribumi (Papua) itu sendiri.

Dengan demikian orang-orang Papua yang terdidik pada saat itu berhasil menciptakan manifesto politik yang isinya terdiri dari menentukan negara Papua, dengan nama negara adalah Papua Barat, Lagu Hai Tanah ku Papua, dan Bendera adalah Bintang kejora dan lain-lain. Dan selanjutnya kemerdekaan Papua Barat yang akan di deklarasikan pada 1 November 1961, tak dapat di realisasikan oleh komite new gunea reed di karenakan belum ada persetujuan dari pemerintah Belanda. Namun karena desakan komite dewan new gunea reed atas pemerintah Belanda sehingga kemerdekaan rakyat bangsa Papua Barat di deklarasikan tepat pada 1 Desember 1961, bertempat di holandia saat ini yang kita kenal (Jayapura). Sehingga bangsa Papua Barat bukan sebagian dari bangsa Indonesia, dan bangsa Indonesia bukan pula sebagian dari Papua, sebab dari kedua bangsa ini memiliki latar belakang historis politik dalam rangka membebaskan diri dari kolonialisme yang berbeda-beda pula.

BANGKIT DAN LAWAN DENGAN CARA DAN GAYA ANDA SENDIRI

Rakyat yang sadar dan mau berkorban demi ideal yang di harapkan, itula kunci utama yang harus kita sebagai generasi bangsa Papua Barat bangun, dan susun konstruksinya secara matang, dan baik pula dalam hal menyadarkan rakyat bangsa Papua Barat seluruhnya. Bagaimana metodenya dalam melakukan kerja-kerja penyadaran atas rakyat Papua Barat agar mereka mau berkorban dan mau memperjuangkan perjuangan politik Papua Merdeka saat ini ..? semuanya kembali pada anda generasi muda-mudi Papua yang terdiri dari manusi-manusia yang berintelektual. Sebab pengetahuan adalah keselamatan, keselamatan suati bangsa ada pada pengetahuan.

Pengetahuan itu senjata pembebasan bagi kaum tertindas, perjuangan tanpa pengetahuan sama halnya perjuagan yang di perjuangkan pun tak akan tercapai pula, atas bangsa yang merindukan pembebasan sejati dari belenggu penindasan itu sendiri. Sehingga yang bisa kita lakukan demi tercapainya ideal, maka lakukanlah dengan cara dan gaya anda sendiri. Dalam melawan musu ada banyak cara dengan cara menulis, agitasi, propaganda umum, propaganda konkrit, mogok di gandengkan dengan boikot serta demonstrasi (Tuntutan), bersosialisasi terkait latar belakang sejarah perjuangan rakyat bangsa Papua Barat dan masi banyak lainnya.

Sekarang saatnya kita rakyat bangsa Papua Barat bangun dan bebaskan diri kita dari kolonialisme (Indonesia), Imperialisme, Kapitalisme, Militarisme dan Feodalisme. Sebelum kita bangsa (Papau Barat) musnah di atas tanah dan negri kita sendiri (Lawan).

Salam Pembebasan..!!

Gambar terkait

Sumber Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Persipura_Jayapura

Rabu, 20 Desember 2017

Nasionalisme NKRI, Kemanusiaan dan Bangsa West Papua

NASIONALISME NKRI, NASIONALISME KEMANUSIAAN, DAN NASIONALISME RAKYAT PAPUA SAAT INI

Oleh: Arnold Ev. Meaga
TUMBUHNYA NASIONALISME DI INDONESIA
Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia. Nasionalisme tumbuh diindonesia dimulai setelah munculnya Serikat Islam. Budi Oetomo yang sudah terbentuk dahulu merupakan organisasi "elit" sehingga tidak berkontribusi dalam menumbuhkan nasionalisme diseluruh kalangan masyarakat. Serikat Islam melakukan berbagai upaya dalam menumbuhkan nasionalisme di seluruh daerah hindia belanda pada waktu itu.
Karena adanya faktor pendukung diatas, maka di Indonesia pun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa tersebut.
Oleh sebab itu dengan tumbuh nasionalisme Indonesia secara evolusioner sejak pada abat 19 dan 20 bersamaan denga bangsa-bangsa di dataran asia afrika, sehingga bangsa Indonesia pun dapat mengusir penjajahan Hindia Belanda pada saat itu dengan semangat nasionalisme yang di motori oleh mereka kelompok kaum terpelajar asal pribumi itu sendiri (Indonesia). Dan ideal yang di harapkan oleh bangsa Indonesia pun terjadi dan tercapai pula, yaitu kemerdekaan bangsa Indonesia dari bangsa Penjajah pada 17 agustus 1945.

Namun rakyat Indonesia sendiri masi bingung dengan apa itu arti dari pada nasionalisme negra Indonesia ini sendiri, sebab rakyat Indonesia sendiri dapat di intimidasi, direpresifitas, ditindas, digusur tempat pemukiman mereka (Rakyat Indonesia), bahkan sampai dengan penagkapan, pemukulan sampai dengan pembunuhan pun kerap di implementasikan oleh otoritas negara melalui mekanisme aparat Militer/Polri dan sejenisnya. Sehingga hal serupa menimbulkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia sendiri menjadi menurun bahkan tidak ada sama sekali. Maka tak jarang pula asumsi masyarakat Indonesia terhadap nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme darah yang artinya banyak mendatangkan destruktif dan kematian bagi rakyat Indonesia ini sendiri, makanya nasionalisme Indonesia hanya sekedar nasionalisme belaka, yang pada hakikatnya sudah tidak di anggap lagi oleh rakyat Indonesia ini sendiri.

NASIONALISME KEMANUSIAAN
DALAM sebuah kesempatan, Bung Karno pernah mengutip perkataan salah satu pemimpin (spiritual) India Mahatma Gandhi: My nationalism is humanity. Nasionalisme di mata Bung Karno selalu terikat dengan kemanusiaan.
Dalam pidatonya di Sidang BPUPK I Juni 1945, Soekarno mewanti-wanti adanya bahaya yang tersirat dalam nasionalisme. “Bahayanya adalah mungkin orang akan meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme, sehingga menjadi Indonesia uber Alles,” ujar Soekarno. Nasionalisme dapat berpotensi menjadi ikatan identitas tertutup yang mengerikan, seperti nasionalisme Jerman pada zaman Adolf Hitler dengan semboyan Deutschland uber Alles.  Kita tahu bahwa nasioalisme Jerman ini bertanggung jawab atas pembunuhan massal terbesar sepanjang sejarah kepada enam juta orang Yahudi.
Karena itu, Bung Karno mengatakan nasionalisme harus membuka dirinya dalam prinsip kemanusiaan. Nasionalisme kita harus mengarah pada penghargaan terhadap martabat rakyat Indonesia sebagai manusia yang bermartabat. Kemanusiaan membuka sekat-sekat ketertutupan relasi antar sesama manusia Indonesia dan juga relasi antar manusia Indonesia dengan manusia dari negara lainnya. Karena itu nasionalisme menjadi kesempatan memperjuangkan terwujudnya kemanusiaan secara universal yang tercapai melalui upaya untuk memperjuangkan perdamaian dan keadilan dunia, dan juga memuliakan hak asasi manusia. Oleh sebab itu, dalam bangsa dan negara Indonesia saat ini nasionalisme Indonesia di perlukan konservasi-konservasi oleh negara ini sendiri, sebab nasionalisme Indonesia telah melenceng keluar dari jalurnya. Sehingga rusaknya nasionalisme Indonesia tersebut dapat mendatangkan berbagai macam gejolak politik, ekonomi, sosial, buday dan lain-lain pada lingkungan sosial di dalam negri Indonesia ini sendiri.

PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA
Dengan krisisnya nasionalisme (NKRI) sehingga mendatangkan respon dari berbagai kalangan masyarakat, pelajar, mahasiswa, Institusi-institusi dan lain sebagainya terhadap negara Indonesia ini sendiri. Adapun respon yang di implementasikan oleh rakyat Indonesia adalah dengan cara melancarkan demonstrasi dalam rangka memprotes dan menuntut segala kekejaman, ketidak adilan, ketidak makmuran, ketidak damaian, tindakan ketidak manusiawian oleh negara kesatuan repulik Indonesia (NKRI) terhadap rakyat. Agar hendaknya negara sendiri menyadari bahwa segala macam aturan dan peraturan yang di terapkan terhadap rakyat melalui berbagai macam sistem tersebut banyak yang mendatangkan kedestruktifan atas rakyat Indonesia ini sendiri, sebab semua aturan negara sebagian besar hanya berpihak pada kaum dan kelompok oligarki semata tidak untuk rakyat. Sehingga hal tersebut, hanya akan mendisintegrasikan bangsa Indonesia ini sendiri yang pada akhirnya akan mendatangkan destruktifitas atas rakyat dan bangsa Indonesia pula.

DUKUNGAN RAKYAT INDONESIA DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN BANGSA WEST PAPUA
Saat ini, bahwa Nasionalisme Indonesia berada dalam keadaan krisis, dan Nasionalisme Indonesia yang kerap kali mendatangkan bencana ketidak adilan, ketidak makmuran, ketidak damaian bahkan mendatangkan hal-hal ketidak manusiawian terhadap rakyat bangsa west Papua sejak pada 1 Mei 1963, pada saat papua itu di integrasikan kedalam negara kesatuan repulik Indonesia yang pada hakikatnya bangsa West Papua itu di aneksasi secara Paksa dan penuh  dengan pemanipulasian sejarah, dan di bawa tekanan angkatan bersenjata Indonesia pada saat itu.
Oleh karena itu, saat ini rakyat Indonesia yang menyadari bahwa bangsanya sendiri telah melakukan sikap ketidak manusiawian dan penindasan serta penjajahan terhadap rakyat bangsa West Papua pun bangkit dan bersolidaritas bersamaan dengan rakyat bangsa West Papua, dalam menuntut kemerdekaan rakyat Papua yang sudah di deklarasikan pada 1 Desember 1961, namun kemerdekaan tersebut telah di hancurkan oleh Indonesia dengan di keluarkannya perintah Tri Komando rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961 yang isinya adalah,
1.  Gagalkan negara boneka Papua buatan belanda kolonial,
2.  Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia,
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan       tanah air bangsa.
Tri Komando rakyat (Trikora) adalah awal mulainya penjajahan Indonesia terhadap rakyat bangsa West Papua, setelah bebasnya Indonesia dari cengkraman kolonialisme Hindia Belanda. Sehingga saat ini bangsa West Papua tersebut dapat hidup berdampingan dengan Indonesia. Namun karena pengintegrasian Papua hidup bersama Indonesia di lakukan dengan cara-cara melanggar hak-hak asasi manusia (HAM), dan penuh dengan intimidasi terhadap rakyat Papua, sehingga hal itu telah di ketahui pula oleh rakyat Indonesia saat ini yang tumbuh sebagai manusia Indonesia yang kritis dan berjiwa kemanusiaan, yang mana saat ini manusia Indonesia yang sadar atas kesalahan bangsanya dan sadar pula akan hal kemanusiaan yang saat ini pula lagi dan sedang mendukung perjuangan pembebasan nasional Papua Barat.

NASIONALISME BANGSA WEST PAPUA SAAT INI
Pengertian Nasionalisme menurut kamus besar bahasa Indonesai (KBBI) adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: -- makin menjiwai bangsa Indonesia, kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan.
Nasionalisme Indonesia tetaplah nasionalisme Indonesia, Nasionalisme Indonesia tidak bisa di jadikan nasionalisme bangsa West Papua, demikian pula Nasionalisme bangsa West Papua tak dapat pula di paksakan untuk di hilangkan/dihapuskan dari jiwa rasional orang-orang Papua, begitupun sebaliknya nasionalisme Indonesia tak dapat di hilangkan/dihapuskan dari jiwa rasional orang-orang Indonesia pula. Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki etnis dan bahasa yang sangat heterogen mulai dari batavia (Jakarta) sampai dengan Amboina (Tidak Papua), dan pada hakikatnya Nasionalisme Bangsa Indonesia pun tak sama dengan Nasionalisme Bangsa West Papua. begitupun Papua adalah sebuah bangsa yang besar sama persis dengan Indonesia, yang memiliki etnis dan bahasa yang sangat heterogen pula, dan Bangsa Papua adalah bangsa yang merdeka dan berdaulat layaknya bangsa-bangsa lain yang ada di bumi ini, namun kemerdekaan rakyat bangsa West Papua tersebut telah di hancurkan dengan atas nama Nasionalisme Indonesia. Namun Nasionalisme Indonesia sama sekali tak di anggap oleh orang-orang Papua sejak Papua di aneksasi masuk ke dalam bingkai negara kesatuan repulik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963 sampai dengan saat ini.
Separatis adalah bagian daripada Nasionalisme rakyat bangsa West Papua itu sendiri, sebab separatisme sudah ada sejak 1963 sampai dengan saat ini. Oleh sebab itu watak separatisme telah dan sudah tumbuh subur dalam jiwa seluruh rakyat bangsa West Papua, jika saja asumsi pemerintah kolonialisme (Indonesia) bahwa kelompok separatis hanya terdiri dari kelompok kecil saja yang ada saat ini, maka asumsi tersebut sangatlah keliru. Seluruh rakyat bangsa West Papua hanya cinta akan tanah air West Papua tidak Indonesia, Nasionalisme bangsa lain tak dapat di hapuskan atau di paksakan untuk di lupakan oleh bangsa lain pula.

Sumber Referensi:
https://kbbi.web.id/nasionalisme





Selasa, 19 Desember 2017

Diam Dan Lawan

DIAM DAN LAWAN
Oleh: Arnold Ev. Meaga

Kerja Menghasilkan Revolusi

Dalam kerja-kerja perjuangan pembebasan suatu bangsa yang sedang berada dalam keadaan, kondisi, dan situasi terjajah, di butuhkan kerja-kerja nyata dalam rangka melawan musu-musu yang pada umumnya kita ketahui diantaranya, Kolonialisme, Imperialisme, Kapitalisme dan Militarisme. Ada juga tipe-tipe manusia yang pandai dalam melawan musu dengan cara menulis/atau membuat tulisan-tulisan perlawanan dan sejenisnya. Ada pula tipe manusia yang pandai dalam beretorika (Pidato), namun dalam hal tulis-menulis mereka tidak terlalu pandai dalam merangkai kata-kata yang baik dan tepat. Dan ada pula manusia yang mampu melawan musu dengan cara menulis dan beretorika, artinya serba bisa dalam dua bidang sekaligus (Beretorika & Menulis).

Tipe Manusia Yang Pandai Dalam Tulis Menulis Namun Tak Pandai Dalam Beretorika

Tipe manusia model ini adalah manusia yang pandai dan cerdas dalam menulis, merangkai kata-kata untuk sebua tulisan-tulisan yang bersifat perlawanan terhadap musuh. Namun dalam beretorika yang baik tidak dapat di lakukan oleh mereka dalam keadaan beretorika seperti halnya demonstrasi di tempat-tempat aktivitas ruang publik sosial dan sejenisnya. Oleh karena proses nalar mereka tidak dapat berjalan dengan baik di karenakan kebisingan aktivitas ruang publik sosial dan gerogi, sehingga mereka tidak dapat beretorika dengan baik pada saat di lapangan. Oleh sebab itu manusia model ini hanya dapat menggagaskan perlawanannya dengan cara-cara tulis-menulis, sebab proses kerja nalarNya akan bekerja pada saat ia tenag dan nyaman tanpa adanya kebisingan apapun itu. Dengan begitu ia dapat menggagaskan pemikiran perlawanannya melalui tulisan-tulisan yang ia produksi sendiri dari pemikiranNya pula.

Tipe Manusia Yang Pandai Dalam Beretorika Namun Tak Pandai Dalam Tulis Menulis


Manusia model ini adalah manusia yang pandai dalam beretorika dengan kata-kata yang baik dalam ruang publik sosial dan sejenisnya. Akan tetapi mereka kurang dalam tulis-menulis sebua tulisan-tulisan perlawanan yang efektif karena mereka jarang membiasakan diri dalam tulis-menulis, namun mereka pandai dalam beretorika dengan baik guna mengimplementasikan perlawanan terhadap objeknya (Musu).

Tipe Manusia Yang Pandai Dalam Beretorika & Tulisan Menulis

Manusia model ini adalah manusia yang pandai dalam  menulis serta beretorika, mereka ini adalah model manusia yang banyak melakukan aktivitas literasi, banyak berpikir, mentalitas yang penuh dengan optimis dan sejenisnya, sebab pada hakikatnya mereka manusia ini adalah tipe manusia yang aktif pada kedua sisi tersebut dalam berpikir cara menulis yang baik dan efektif, serta cara beretorika yang baik di lapangan publik sosial itu sendiri, mereka ini sebagian besar terdiri dari aktivis kemanusiaan.

Revolusi Akan Terjadi

Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat —seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan— yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun. Sehingga revolusi sangat di butuhkan bagi mereka bangsa-bangsa yang masi hidup di bawa garis penjajahan kolonialisme, imperialisme, kapitalisme dan militarisme. Namun sebuah revolusi tersebut harus di isi dengan tindakan dan kerja-kerja nyata dari berbagai macam aspek seperti tulis-menulis, melakukan demonstrasi dengan cara beretorika yang baik dalam rangka menyampaikan tuntutan, bergeriliya dan sebagainya demi tercapainya revolusi dan ideal itu sendiri atas bangs-bangsa yang membutuhkanNya, terutama rakyat bangsa West Papua.

Sumber Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi

 Hasil gambar untuk Perlawanan

Sabtu, 09 Desember 2017

Manusia Papua Banyak Yang Mati Oleh Sistem

MANUSIA PAPUA BANYAK YANG MATI OLEH SISTEM


Oleh: Arnold Ev. Meaga

GAMBARAN UMUM TENTANG SISTEM
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
1.Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. 2. Masukan, Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). 3. Proses, Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. 4. Keluaran, Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas, Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbatasan dana. 6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik, Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. 7. Lingkungan, Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa merpengaruhi terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

SISTEM MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Dengan mengacu pada indicator gambaran umum di atas, kita dapat mengetahui apa yang di maksud daripada system itu sendiri. Oleh karena itu, untuk manusia Papua saat ini jelas bahwa, status semua manusia Papua saat ini berada dalam keadaan, situasi dan kondisi terjajah dalam berbagai macam aspek system yang di terapkan oleh pemerintahan sentral (Jakarta), yang melalui pemerintah sentral tersebut lalu didistribusikan lagi pada wilayah-wilaya (Koloni) kekuasaanya termasuk wilayah Papua. Dengan menerapkan berbagai macam aspek system atas seluruh manusia Papua yang ada, dengan begitulah pemerintahan sental dapat mengimplementasikan apa yang menjadi tujuan-tujuan pemerintah sentral tersebut dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya. Sebab system dapat mengikat manusia Papua, system dapat memproduksi ketidak adilan sosial atas manusia Papua dengan warga migran, system juga dapat menciptakan kematian bagi manusia Papua dan seterusnya.

SISTEM KAPITALISME MEMPRODUKSI PENYAKIT BAGI MANUSIA PAPUA
Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.

Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin terlebih dahulu, kemudian buruh yang berperan sebagai operator mesin guna mendapatkan nilai dari bahan baku yang diolah. Oleh karenaNya bumi Papua ialah surga bagi kapitalisme local, nasional bahkan internasional, sebab bumi Papua sendiri kaya akan sumber daya alamnya (SDA), namun miskin dalan sumber daya manusiaNya (SDM). Oleh karena itu, kurangnya sumber daya manusia Papua itu sendiri adalah factor utama yang menyebabkan system kapitalisme dapat dengan muda masuk dan beroperasi (Eksploitasi) dengan sewenag-wenangnya. Dari sekian banyak saham-saham yang sedang beroperasi di atas bumi Papua, sebagian besar terdiri dari saham-saham yang statusnya tidak jelas alias illegal, dan saham-saham yang legal hanyalah beberapa saja, seperti PT. Freeport Indonesia, Lng di papua barat dan beberapa saham terbesar yang ada di Papua, selain dari itu statusnya belumlah jelas.

Dampak daripada konflik horizontal yang berkepanjangan di Timika Papua, dan daerah-daerah lainnya di Papua tidak terlepas dari sistym kapitalisme yang sedang beroperasi di atas bumi Papua itu sendiri. Sebab system kapitalisme akan menciptakan kondisi, keadaan dan situasi yang sifatnya kontradiktif dan destruktifitas pada wilayah atau daerah yang sedang ia (Kapitalisme) eksploitasi itu. Oleh sebab itu kenapa kapitalisme harus menciptakan kondisi kontradiktif dan destruktifitas terhadap masyarakat pribumi, tujuannya agar masyarakat pribumi tidak dapat memikirkan si capital tersebut yang sedang beroperasi sesuai dengan keinginanNya atas daerah-daerah yang telah di petak-petakkan (Daerah Baru) oleh kapitalisme tersebut. Oleh sebab itu, peperangan dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya dan fisik antara orang-orang pribumi dengan orang-orang pribumi, warga migran dengan orang-orang pribumi, pemerintah sentral (Jakarta) dengan pemerintahan pada wilayah/ daerah kekuasaan pemeritah sentral dan lain-lain pun tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh politik mengadu-domba yang di ciptakan oleh system kapitalisme.

Jadi singkatnya, system kapitalisme menciptakan pertentangan bagi orang-orang Papua dengan orang-orang Papua, system kapitalisme tidak menciptakan kemakmuran bagi orang-orang Papua, melainkan system kapitalisme menciptakan kecemburuan sosial antara orang-orang Papua dengan orang-orang pendatang (Migran), system kapitalisme juga tidak dapat menciptakan kekayaan dan kesejahteraan bagi orang-orang Papua, yang ada hanyalah kematian, kemiskinan dan pembodohan bagi orang-orang Papua, dan system kapitalisme tidak memproduksi emas untuk orang-orang Papua, system kapitalisme hanya memproduksi sifat dan kondisi destruktifitas atas orang-orang Papua itu sendiri dan seterusnya.


SISTEM MILITARISME MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat. Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa. Kebijakan tersebut menyebabkan militerisasi di dalam masyarakat. Pengaruh dan kekuatan militer sangat diperhitungkan di dalam pengambilan-pengambilan keputusan dalam bidang sipil sekalipun. Pengaruh-pengaruh ini sangat jelas dalam sejarah berbagai pemerintah, khususnya ketika mereka terlibat di dalam ekspansionisme, misalnya Kekaisaran Jepang, Britania Raya, Jerman Nazi, Kekaisaran Romawi Baru di bawah Mussolini, ekspansi Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia menjadi Uni Republik Sosialis Soviet dan pemerintahan Stalin yang belakangan, Irak di bawah pemerintahan Saddam Hussein, dan Amerika Serikat pada masa Manifest Destiny dan pembaharuan tentaranya. Oleh sebab itu, dalam menjaga keutuhan suatu Negara, system militarisme sangat berperan besar dan penting, dalam mengambil keputusan-keputusan tertentu terkait isu-isu sensitive yang berkaitan dengan kedaulatan suatu Negara itu sendiri. Oleh karenaNya, wilayah Indonesia bagian timur itu (Papua) sejak di aneksasi secara paksa dan berhasil pula di integrasikan oleh militarisme Indonesia pada 1963 sampai dengan saat ini 2017, bahwa pada hakikatnya yang di asumsikan oleh pemerintah Indonesia (Kolonialisme) tentang daerah operasi militer (DOM) di Papua sudah tidak ada lagi seketika Papua tersebut telah bergabung dalam bingkai Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI), Namun asumsi ini sendiri keliru bahwa Papua sudah tidak ada lagi yang namanya (DOM) sebab sampai saat ini wilayah Indonesia bagian timur itu (Papua) adalah daerah operasi militer (DOM), hal ini nyata bukan sebuah ilusi belaka.

Bahkan untuk wilaya/ daerah Papua jumlah volume militarisme yang ada di Papua jika di bandingkan dengan masyarakat pribumi, maka jumlah militarisme di Papua melebihi jumlah volume orang-orang pribumi. Dengan demikian aktivitas militarisme di atas tanah Papua pun di implementasikan secara bebas (Sesukanya) di lingkungan masyarakat sipil, bahkan sampai dengan menerobos masuk ke rana-rana privat. Sebab hal tersebut sudah menjadi kebiasaan militarisme yang sedang berdomisili di Papua tersebut. Oleh karena itu, system militarisme juga mengikat orang-orang Papua melalui sifat aktivitasnya di rana lingkungan masyarakat sipil di Papua dengan cara represifitas, intimidasi dan sejenisnya, yang ujung-ujungNya akan sampai pada sifat destruktifitas pula atas orang-orang Papua itu sendiri. Sebab pada hakikatNya militarisme di Papua tidak menjalankan tugas sesuai dengan peran yang seharusnya di implementasikan olehnya, melainkan militarisme di Papua hanyalah melindungi warga migran (Pendatang) dan korporat-korporat asing yang sedang beroperasi (Mengeksploitasi) sumber daya alam (SDA) yang ada di buminya orang-orang Papua itu sendiri. berdasarkan empirisme hal tersebut bukanlah hal baru, semenjak Papua bergabung dan hidup berdampingan dengan Indonesia hal tersebut suda berlangsung sampai dengan saat ini.

SISTEM PENDIDIKAN YANG MEMBODOHI MANUSIA PAPUA
Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya. Sebuah sistem pendidikan sangatlah diperlukan karena hal ini lah yang nantinya akan mengatur jalannya pendidikan di sebuah negara dan akan menjadi pedoman untuk jalannya proses pendidikan tersebut. System pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari input, process, output, enviromental, dan, outcomes. Komponen-komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu yang menjalankan sebuah fungsi struktur mencapai tujuan system pendidikan tersebut.

Dengan demikian sebelum bangsa West Papua bergabung atau bersatu dengan Negara kesatuan repulik Indonesia (NKRI) pada 1 Mei 1963, latar belakang pendidikan di West Papua sangat progresif di bawah pemerintahan Belandah pada saat itu. Bahkan orang-orang asli (Pribumi asal West Papua) yang di didik oleh pemeritah Belanda tersebut berhasil membentuk dan membuat manifesto politik yang pada akhirnya akan terciptalah kemerdekaan bagi bangsa West Papua yang akan di deklarasikan pada 1 November 1961, namun di karenakan belum ada persetujuan dari pihak pemerintah Belandah sehingga kemerdekaan rakyat bangsa West Papua di deklarasikan pada 1 Desember 1961 secara defakto dan dejure. Dan kemerdekaan bangsa West Papua tersebut sudah di siarkan oleh siaran-siaran Belanda, Australi dan lain-lain kepada seluruh negra-negar bangsa yang ada pula di bawa kolong langit biri ini (Bumi).

Oleh karena itu saat ini kualitas orang-orang Papua yang di didik dengan system pendidikanNya Indonesia (Kolonial) dan pemerintah belanda (Kolonial) sangatlah berbeda jau jika di tinjau dari kualitas dalam memproduksi sumber daya manusia (SDM) Papua, di bawah pemerintah Belanda dan Indonesia. Symtem pendidikanNya pemerintahan Belanda pada hakkatnya dalam memproduksi sumber daya manusia (SDM) Papua sangatlah berkualitas, dan tentunya metode dalam mendidik pun di terapkan dengan cara dan gaya pemerintah Belanda itu sendiri terhadap orang-orang Papua, agar bagaimana orang-orang Papua itu bisa mengetahui dan memahami apa itu pendidikan dan manfaat dari pada pendidikan itu sendiri. Namun saat ini system pendidikan Indonesia (Kolonial) yang di terapkan atas manusia Papua di Papua sangat memprihatinkan bahkan mengalami kemundura yang sangat jau. Tentunya dalam hal mendidik manusia Papua oleh pemerintah Indonesia (Kolonial) di implementasikan dengan cara dan gaya Indonesia itu pula terhadap orang-orang Papua, mereka pemerintah Indonesia tau bagaimana cara membodohi manusia Papua dan mencerdaskan manusia Papua. Berdasarkan empirisme pada hakikatnya system pendidikan Indonesia yang di terapkan atas orang-orang Papua di Papua bukannya mencerdaskan orang-orang Papua, memanusiakan orang-orang Papua dalam hal berpolitik, berekonomi, bersosial budaya yang baik dan sejenisnya, melainkan orang-orang Papua di buat bodoh melalui system pendidikan yang di implementasikan oleh pemerintah Indonesia pada institusi-institusi pendidikan yang ada pula di seluruh tanah Papua tersebut. Jika semua orang-orang Papua di cerdaskan dalam hal ekonomi, politik, sosial budaya dan lain sebagainya maka secara tidak langsung ke stabilan Negara (RI) akan terancam di karenakan orang-orang Papua akan mengetahui kenyataan sosial yang sebenarnya. Sehingga hal tersebut akan membangkitkan orang-orang Papua dalam merebut hak asasi mereka yang telah di rebut oleh kolonialisme (Indonesia) kapitalisme, Imperialisme dan lain-lain dengan menggunakan senjata kecerdasan yang telah di dapatkan melalui system pendidikan pemerintah Indonesia (colonial) tersebut. Contoh kecil penerapan kurikulum pendidikan di Papua bahwa dalam istitusi-institusi pendidikan di seluruh tanah Papua untuk menggunakan bahasa ibu (Daera) di larang apalagi di masukan sebagai mata pelajaran untuk di pelajari di sekolah-sekolah yang ada snagatlah susah bahkan mustail untuk di terapkan, demikian pembelajaran sejarah Papua pun di larang untuk di ajarkan di sekolah-sekolah yang ada di Papua. Hal seperti ini yang di maksud dengan pembodohan yang di laksanakan dengan cara-cara yang wajar melalui system yang berlaku. Namun beda untuk pendidikan yang ada di luar dari Papua (Pulau Jawa), bahasa ibu (Daerah) di gunakan dengan bebas pada lingkungan pendidikan yang ada bahkan mata pelajaran terkait bahasa ibu (Daerah) di utamakan di sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK, sampai dengan perguruan tinggi yang ada. sebab bahasa adalah jati diri suatu bangsa (Jiwa) itu sendiri, oleh sebab itu bahasa dan budaya perlu untuk di lindungi atas suatu bangsa itu sendiri. 
 (Itinya Indonesia akan tetap menciptakan PEMBODOHAN dan KEDESTRUKTIFAN atas orang-orang Papua, selagi bangsa WEST PAPUA masi hidup berdampingan bersamaan dengan Indonesia Kolonialisme).

SISTEM DOGMA MENGIKAT MANUSIA PAPUA
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan Tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi. Berdasarkan  indicator gambaran umum tentang kepercayaan akan dogma itu sendiri, bahwa pada hakikatnya sitem dogma sudah menjadi bagian kepercayaan, dan keyakinan absolut dalam kehidupan sosial budaya orang-orang Papua. Sebab dalam hal patuh akan dokma itu sendiri orang-orang Papua tak dapat tersaingi oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Penjajahan gaya lama di implementasikan dengan menggunakan system dogma, dengan mekanisme menerapkan system dogma tersebut melalui dokrin atas orang-orang yang di kuasai oleh kelompok rohaniawan terhadap wilaya/daerah yang di objek kan tersebut. Dengan begitu orang-orang yang sudah terlanjut menerima system dogma tersebut dengan sendirinya sitem dokma tersebut akan menjadi tradisi sosial budaya orang-orang yang telah menerima dokrin tentang dogma itu sendiri. Demikian sekilas historis peran buruk tentang dogma itu sendiri. Namun untuk saat ini buruk tidaknya pengimplementasian system dogma itu sendiri kembali pada yang mulia tokoh-tokoh rohaniawan. Dalam hal ini, untuk seluruh orang-orang Papua mulai dari orang tua, anak muda, mahasiswa, kelompok nelayan, tani, buruh singkatnya semuah rakyat akar rumput, kepercayaan mereka atas dokrin-dokrin system dokma tersebut sangatlah fundamental. Oleh karenanya peran dari pada dogma itu sendiri sanagat fundamental pula dalam mempropagandakan hal-hal yang berkaitan denga moral, perfeksionisme, humanis dan sebagainNya, namun satu hal yang paling penting dan harus di utamakan oleh yang mulia tokoh-tokoh rohaniawan (Agamawan) ialah perlunya untuk menyampaikan terkait kenyataan sosial di Papua itu sendiri, sebab bukan kesadaran sosial yang menentukan kenyataan sosial, melainkan kenyataan sosial yang menentukan kesadaran sosial, begitulah kata “Marx”. Dengan ini saya (Penulis) bukan benci atau mengatur-atur peran daripada tokoh-tokoh rohaniawan yang ada atas bumi Papua pada khususnya. Saya hanya meluruskan dan sampaikan apa yang seharusnya dan sebenarnya harus di lakukan oleh mereka (Tokoh-tokoh agamawan). Sebab status orang-orang Papua pada hakikatnya berada dalam kondisi, keadaan dan situasi terjajah dan tertindas oleh kolonialisme Indonesia (Penjajah).

MANUSIA PAPUA YANG BEBAS DARI SISTEM YANG MENGIKAT
Pada hakitanya system pendidikan Indonesia menciptakan pembodohan terhadap orang-orang Papua yang berdomisili di Papua, System pemerintahan di Papua memproduksi kontradiktif antara pejabat local dengan pejabat local, pejabat local dengan masyarakat sehingga terjadi konflik antara sesama etnik Papua dangan etnik Papua, System kapitalisme menciptakan sifat destruktif dan konflik horizontal yang berkepanjangan atas orang-orang Papua dengan orang-orang Papua, orang-orang Papua dengan aparat TNI/POLRI, System militarisme mendatangkan represifitas, intimidasi, bahkan kematian bagi orang-orang Papua, system dogma pun mempertahankan dan terus meyakinkan orang-orang Papua melalui dokri-dokrin fatalisme yang di produksi oleh tokoh/kaum rohaniawan terhadap orang-orang Papua dan seterusnya.

Rakyat bangsa Papua saat ini sedang di ikat oleh berbagai macam system yang berlapis-lapis oleh pemerintah Indonesia (colonial), sehingga hak asasi mnausia (HAM) Papua di atas tanah dan negrinya sendiri tidak ada sama sekali, pada hakikatnya hak-hak orang-orang Papua dalam hal persaingan ekonomi, bebas berpolitik, bebas menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengembangkan budayanya orang-orang Papua dan masi banyak lainnya selalu, terus dan sedang di batasi secara habis-habisan mdengan menggunakan berbagaimacam system yang di terapkan oleh kolonialisme Indonesia itu sendiri terhadap rakyat bangsa Papua, sejak pada 1 Mei 1963 waktu pengintegrasian Papua tersebut masuk ke dalam Negara kesatuan repulik Indonesia (NKRI) secara paksa sampai dengan saat ini 2017. Rakayat bangsa Papua akan bebas secara absolut dari berbagai macam system yang sedang mengikat rakyat Papua tersebut ketika rakyat bangsa Papua tersebut dapat menentukan nasipnya sendiri (Merdeka). Bebas dan merdeka berdiri sendiri (Berdikari) adalah solusi tunggal bagi rakyat bangsa West Papua.

Sumber Referensi:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem,
5. https://www.kompasiana.com/andreancan/sistem-pendidikan_54f76a90a33311b0368b47ea.

Hasil gambar untuk Rakyat Papua

PEMBUNUHAN DAN MUTILASI WARGA SIPIL PAPUA

Pembunuhan Dan Mutilasi 4 Warga Sipil  Pembunuhan dan Mutilasi  4 Warga Sipil di Timika adalah kejahatan kemanusiaan, segera tangkap dan Adi...