Jumat, 12 Agustus 2022

METSOS DAN KETERGANTUNGAN MANUSIA

Metsos Dan Ketergantungan Manusia 

Oleh: Arnold Meaga,


Media sosial telah menjadi suatu entitas yang paling nyata bagi manusia. Medsos telah menjadi tempat paling nyaman atas manusia. Semata-mata mesos itu telah menjadi tempat persinggahan manusia, yang kemudian konfigurasi metsos tersebut dinyatakan oleh manusia itu sendiri.

Metsos senantiasa mengalienasi-kan manusia dari kehidupan substansial. Kehadiran metsos di Papua telah berhasil menciptakan orang Papua pada aktivitas yang pada esensinya tak produktif. Sifat malas orang Papua salah satunya dipengaruhi oleh hegemoni teknologi media sosial (medsos).

Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.

Oleh sebab itu, kemajuan teknologi seperti media sosial tak bisa di pandang sebagai suatu sistem yang efektif dan baik buat manusia. Teknologi termasuk salah satu instrumen yang memberikan dampak buruk bagi manusia, dan keberlangsungan umur bumi. Kapitalisme menghancurkan bumi dengan menggunakan teknologi. Teknologi media sosial senantiasa mengikat otak manusia agar tak produktif. Penjajahan teknologi pada umat manusia semakin tak terkendali. Manusia jadi lupa diri dan susah berinteraksi secara bertatapan seperti biasanya.

Tingkat membaca manusia dengan buku menjadi rendah. Semua orang tempat membacanya di perpustakaan Google. Perpustakaan Google tidak menyiapkan dan atau tidak menyediakan ilmu yang konkrit. Google hanya menyediakan kepingan-kepingan ilmu pengetahuan. Sistem pendidikan pun memberikan tekanan pada objek siswa untuk menggunakan headphone untuk sekolah. Secara tidak langsung negara menciptakan suatu budaya yang efektif dapat membodohi anak-anak sekolah.

Karena itu, pikiran manusia tak boleh di kontrol penuh oleh kemajuan teknologi media sosial itu sendiri. Orang yang mampu mengontrol pikiranNya oleh pengaruh teknologi (media sosial) adalah orang yang mampu mengolah pikirannya secara efektif. Negara yang mampu membebaskan warga negaranya dari pengaruh hegemoni teknologi adalah negara yang sukses mengendalikan warga negaranya. 

Anggapan yang menyebutkan bahwa manusia saat ini mengalami ketergantungan terhadap gadget telah terbukti kebenarannya. Nielsen, lembaga riset media dan ekonomi asal Inggris, merilis laporan yang menyebutkan bahwa kebanyakan konsumen di dunia merasa gelisah jika mereka berada jauh dari gadget-nya.

Dalam laporan yang dirilis pada Kamis (13/10/2016) tersebut, Nielsen menyatakan bahwa 56% konsumen global tidak dapat membayangkan hidup tanpa perangkat mobile. Kemudian, dijelaskan pula bahwa 53% konsumen global merasa tidak tenang jika berada jauh dari perangkat mobile mereka. Bahkan, 70% konsumen global merasa perangkat mobile membuat hidup mereka menjadi lebih baik.

Ketergantungan terhadap gadget juga membuat interaksi tatap muka tergantikan oleh interaksi elektronik. Dua pertiga responden global menyetujui hal tersebut. Hal ini sangat wajar terjadi karena 47% responden mengatakan bahwa mereka lebih suka berkomunikasi dengan teks daripada berbicara langsung.

Selain mengubah cara manusia berkomunikasi, gadget juga merevolusi dunia bisnis dan perbankan. “Mobile commerce memiliki implikasi yang sangat besar pada keseluruhan ekosistem ritel," kata Stuart Tagg, Financial Services Leader, Nielsen Eropa. Contohnya, perangkat mobile, kini telah tersedia layanan finansial bagi sekitar 2 juta konsumen di dunia yang tidak memiliki rekening bank.


Tak hanya itu, lebih dari setengah dari total jumlah responden merasa bahwa peran gadget sangat krusial untuk membandingkan harga dan menggali informasi tentang produk. Hampir 50% responden terang-terangan berkata gadget membuat aktivitas belanja jadi lebih cepat dan efisien, serta membuat keputusan belanja menjadi lebih baik.


Transaksi keuangan hanya melalui perangkat mobile bahkan paling populer di negara-negara yang masyarakatnya banyak tak memiliki rekening bank yaitu India, Indonesia, Meksiko, dan Turki. Untuk transaksi perbankan melalui gadget populer di Cina, Afrika Selatan, Venezuela, dan India.


Menurut The Demand Institute, lembaga yang dijalankan oleh oleh Nielsen dan The Conference Board, dalam sepuluh tahun ke depan perkembangan transaksi pembayaran tanpa uang tunai diperkirakan akan menciptakan tambahan belanja konsumen sebesar 10 triliun dolar AS. Hal ini disebabkan karena perangkat mobile memberikan pengalaman baru bagi konsumen.


“Perangkat mobile tidak hanya membawa konsumen baru ke ekonomi yang modern dan terhubung, tapi juga memberikan pengalaman yang dapat lebih personal, karena produk dan jasa dapat lebih disesuaikan dengan perilaku, kebutuhan, dan preferensi konsumen," ungkap Tagg.


Fakta-fakta di atas dihasilkan oleh survei yang dilaksanakan Nielsen pada 1 – 23 Maret 2016. Survei dilakukan kepada 30.000 konsumen online dari 63 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Utara. Tujuannya, untuk memahami bagaimana gadget mempengaruhi tiga aktifitas yang berbeda namun saling terkait: belanja, perbankan dan pembayaran.


Survei Nielsen ini hanya berdasarkan pada perilaku responden yang memiliki akses internet. Penetrasi internet berbeda di tiap negara. Adapun Nielsen menggunakan standar pelaporan minimal 60% pengguna internet atau 10 juta populasi online dalam survei ini.


Sumber Referensi:
  (https://journal.unita.ac.id). Dampak     negatif media sosial.


(amp.tirto.id): Survei Ketergantungan pada Gadget Membuat Manusia Gelisah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUNUHAN DAN MUTILASI WARGA SIPIL PAPUA

Pembunuhan Dan Mutilasi 4 Warga Sipil  Pembunuhan dan Mutilasi  4 Warga Sipil di Timika adalah kejahatan kemanusiaan, segera tangkap dan Adi...