Sabtu, 02 Mei 2020

Ini Soal Nasionalisme Bangsa West Papua

INI SOAL NASIONALISME BANGSA WEST PAPUA



Oleh: Arnold Ev. Meaga

PENGANTAR PENULIS
Artikel ini penulis susun berdasarkan dari beberapa kejadian yang menyangkut dengan penangkapan baru-baru ini yang dilakukan oleh pihak aparat keamanan terhadap anak-anak pelajar SMA/SMK di Papua. Artikel ini akan lebih fokus berbicara pada apa yang namanya nasionalisme itu sendiri. Karena negara gagal dalam memahami nasionalismenya bangsa West Papua, dan nasionalisme NKRI harga mati.. Entitas daripada Nasionalisme Bangsa West Papua, dan Indonesia itu seperti apa ? Akan kita bicarakan disini. Kita akan melihat kebodohan aparat kepolisian, dan kegagalan Indonesia dalam mengintegrasikan nasionalisme NKRI harga mati dalam jiwa rasional bangsa West Papua tersebut.

IPA ITU NASIONALISME 
Pengertian Nasionalisme.  Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme sebagai berikut :

  1. Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
  1. Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.
  1. Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih unggul daripada bagian-bagiannya.
  1. Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.

Nasionalisme tersebut berkembang terus memasuki abad 20 dengan kekuatan-kekuatan berikut :

(1) keinginan untuk bersatu dan berhasil dalam me-nyatukan wilayah dan rakyat;

(2) perluasan kekuasan negara kebangsaan; 

(3) pertumbuhan dan peningkatan kesa-daran kebudayaan nasional dan 

(4) konflik-konflik kekuasaan antara bangsa-bangsa yang terangsang oleh perasaan nasional.

Kini nasionalisme mengacu ke kesatuan, keseragam-an, keserasian, kemandirian dan agresivitas. (Boyd C. Shafer, 1955, hal. 168).

Sebagai gejala historis nasionalisme pun bercorak ragam pula. Di Perancis, Inggris, Portugis dan Spanyol sebagian besar nasionalisme dibangun atas kekuasaan monarik-monarki yang kuat, sedangkan di Eropa Tengah dan Eropa Timur nasionalisme terutama dibentuk atas dasar-dasar nonpolitis yang kemudian dibelokkan ke nation-state yang sifatnya politis juga. Namun banyak sarjana berpendapat bahwa nasionalisme mendapat bentuk yang paling jelas untuk pertama kali pada pertengahan kedua abad ke-18 dalam wujud revolusi besar Perancis dan Amerika Utara.

Menurut Profesor W. F. Wertheim, nasionalisme dapat dipertimbangkan sebagai suatu bagian integral dari sejarah politik, terutama apabila ditekankan pada konteks gerakan-gerakan nasionalisme pada masa pergerakan nasional. Lagi pula Wertheim juga menegaskan bahwa faktor-faktor seperti perubahan ekonomi, perubahan sistem status, urbanisasi, reformasi agama Islam, dinamika kebudayaan, yang semuanya terjadi dalam masa kolonial telah memberikan kontribusi perubahan reaksi pasif dari pengaruh Barat kepada reaksi aktif nasionalisme Indonesia. Faktor-faktor tersebut telah diuraikan secara panjang lebar dalam bab-bab buku karangannya yang berjudul : Indonesian Society in Transision: A Study of Social Change(1956).

Pertumbuhan nasionalisme Indonesia ternyata tidak sederhana seperti yang diduga sebelumnya. Selama ini nasionalisme Indonesia menunjukkan identitasnya pada derajat integrasi tertentu.

Nasionalisme sekarang harus dapat mengisi dan menjawab tantangan masa transisi. Tentunya nilai-nilai baru tidak akan menggoncangkan nasionalisme itu sendiri selama pendukungnya yaitu bangsa Indonesia tetap mempunyai sense of belonging, artinya memiliki nilai-nilai baru yang disepakati bersama. Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama, karena nasonalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak lain, baik itu orang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa. Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama, maupun ras.

Hal – hal yang mendorong munculnya faham nasionalisme , antara lain :
a). Adanya campur tangan bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya.
b). Adanya keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga negara.
c). Adanya ikatan rasa senasib dan seperjuangan.
d). Bertempat tinggal dalam suatu wilayah.

Sejarah munculnya faham nasionalisme di dunia, juga tidak lepas dari pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat terhadap Revolusi Perancis dan meletusnya revolusi industri di Inggris. Melalui revolusi perancis, paham nasionlisme meyebar luas ke seluruh dunia. 

Prinsip – prinsip nasionalisme, menurut Hertz dalam bukunya Nationality in History and Policy, antara lain :
a. Hasrat untuk mencapai kesatuan
b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
c. Hasrat untuk mencapai keaslian
d. Hasrat untuk mencapai kehidupan yang bebas dari belenggu penindasan.

NASIONALISME NKRI HARGA MATI
Diatas telah dengan jelas menerangkan bahwa apa itu nasionalisme itu sendiri. Nasionalisme NKRI harga mati adalah bagian terpenting yang musti menjadi kesadaran total bagi warga negara Indonesia. Disatu sisi memang penting untuk menanamkan nasionalisme harga mati dalam jiwa rasionalnya bangsa Indonesia per-orang. Tetapi nasionalisme itu kadang dia relevan dengan kondisi, dan situasi yang relatif. Untuk Indonesia, jangan lagi kita ngomong soal nasionalisme. Rasa patriotisme dalam jiwa rasional bangsa Indonesia sudah tak ada sama sekali, apalagi sama para pejabat negara.

Jadi nasionalisme NKRI ini jika akan diintegrasikan pada bangsa West Papua maka, akan lebih sulit lagi. Bahkan mustahil bagi bangsa West Papua untuk mengadopsi nasionalisme NKRI harga mati tersebut. Bangsa West Papua tetap hidup, dan berkembang dalam nasionalismenya sendiri. OPM/TPNPB adalah nasionalisme bangsa West Papua. Papua Merdeka Harga Mati pun adalah nasionalisme bangsa West Papua. Papua Merdeka Harga Mati merupakan manifestasi subjektif dari jiwa bangsa West Papua yang rasional.

Karena itu, di Papua tak ada yang namanya nasionalisme NKRI harga mati, yang ada di Papua adalah atas nama nasionalisme NKRI harga mati banyak orang Papua pula yang mati di bawah kekuasaan militer Indonesia. Militer di Papua adalah pembunuh bangsa West Papua. Mereka (militer) bukan mengamankan, dan atau melindungi rakyat West Papua. Mereka hanya sibuk melakukan operasi diatas tanah Papua, dan membantai bangsa West Papua. Itu esensinya.

NASIONALISME NKRI TELAH GAGAL
Siapa yang bilang bahwa nasionalisme NKRI harga mati telah sukses implementasinya diatas tanah West Papua ? Siapa yang bilang bawa, nasionalisme NKRI harga mati telah menyatu dengan orang-orang Papua ? Siapa pula yang bilang nasionalisme NKRI harga mati itu telah diadopsi oleh orang-orang Papua secara absolut ? Yang akan mengatakan itu adalah aparat kepolisian yang dungu, militer, dan orang-orang Papua yang ada dalam barisan merah putih. Jadi orang-orang Papua yang ada dalam barisan merah putih ini adalah orang-orang yang merupakan binaan aparat kepolisian dan militer. Orang-orang ini adalah orang-orang dungu yang diperalat oleh aparat keamanan.

Oleh karenanya, nasionalisme NKRI harga mati hanya akan berhasil dan sukses ditanamkan kepada orang-orang Papua yang dungu, pejabat Papua yang dungu, dan masyarakat yang gampang untuk disogok dengan sejumlah finansial yang cukup oleh aparat keamanan (TNI/Polri).

Jadi, nasionalisme NKRI harga mati memang mati di Papua. Nasionalisme NKRI harga mati tak akan bisa hidup diatas tanah Papua. Karena bangsa West Papua tidak menerima apa yang namanya nasionalisme NKRI harga mati tersebut. Sebab, nasionalisme NKRI harga mati merupakan nasionalismenya bangsa penjajah (Indonesia). Bangsa yang dijajah mempunyai nasionalismenya sendiri (West  Papua).

NASIONALISME YANG DI PAKSAKAN
Jadi, setelah penangkapan siswa pelajar SMA/SMK di Nabire (West Papua) pada hari Sabtu, tanggal 2 Mei 2020 tersebut merupakan tindakan aparat kepolisian Indonesia untuk bagaimana menghentikan/mematikan kehidupan nasionalisme bangsa West Papua dalam jiwanya tersebut. Jika ada pelajar SMA/SMK yang merayakan hari kelulusannya dengan cara menggambar bendera dengan bermotif bintang Kejora pada seragam sekolahnya maka, itu merupakan sebagian daripada nasionalismenya sebagai bangsa West Papua. 

Karena itu, jika memang aparat telah menahan mereka siswa SMA/SMK tersebut karena dianggap telah menggambar bendera Papua pada seragamnya maka, itu merupakan tindakan yang benar-benar berwatak kolonial. Tujuannya satu yaitu mematikan nasionalisme bangsa West Papua itu sendiri, sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh kolonialisme Indonesia.

Oleh sebab itu, Nasionalisme NKRI harga mati yang setiap saat dipaksakan untuk diintegrasikan dengan bangsa West Papua adalah mustahil untuk terwujud sepenuhnya. Bahkan tak akan bisa, karena memang tak ada kecocokan sedikit pun. Bangsa Indonesia adalah kolonialisme yang sedang menjajah bangsa West Papua itu sendiri, dan sedang memusnahkan bangsa West Papua, serta sumber daya alamnya bangsa West Papua. Sedangkan bangsa West Papua adalah bangsa yang senantiasa hidup dibawah kekuasaan Indonesia kolonial.

Penjajah tetap penjajah dengan nasionalismenya. Terjajah tetap terjajah dengan nasionalismenya pula. Nasionalisme penjajah dan si terjajah tak akan bisa disatukan menjadi satu-kesatuan. Jika dipaksakan untuk disatukan maka dia kontradiksi. Jika dia berkontradiksi maka dia bermasalah, jika dia bermasalah maka dia berpotensi menjadi konfrontasi verikal antara si penjajah dengan si terjajah. 

NASIONALISME NKRI BANYAK YANG MATI
Ya, atas nama nasionalisme NKRI harga mati banyak orang-orang Papua di bantai dari tahun 1963 hingga saat ini. Awal integrasi bangsa West Papua masuk ke dalam bingkai NKRI, sejak itulah nasionalisme NKRI harga mati mulai dipaksakan untuk diadopsi oleh bangsa West Papua.

Tetapi pemaksaan penanaman nasionalisme NKRI harga mati atas bangsa West Papua hingga saat ini telah gagal ditanamkan. Bangsa West Papua tetap mempertahankan nasionalismenya sebagai kekuatan dalam melawan penguasa Indonesia kolonial diatas tanah Papua yang besar ini. Karena nasionalisme NKRI harga mati telah banyak mematikan bangsa West Papua diatas tanah Papua maka, nasionalisme Papua Merdeka tetap senantiasa bereksistensi dalam jiwa rasionalnya bangsa West Papua.m

Karenanya, nasionalisme merupakan kesadaran suatu bangsa yang bangkit oleh karena rasa sakitnya akan penindasan itu sendiri. Nasionalisme adalah relatif. Dia akan muncul dan hidup diamana tempat/ruang yang tepat untuk di tempati oleh sang nasionalisme tersebut. Pemaksaan nasionalismenya bangsa lain tak akan bisa untuk sepenuhnya diintegrasikan menjadi bagian integral kepada bangsa lain.

HAK MENENTUKAN NASIP SENDIRI
Dalam hal ini, Hak Menentukan Nasip Sendiri (HMNS) bagi bangsa West Papua adalah solusi yang hakiki. Dalam bingkai Indonesia bangsa West Papua tak akan pernah hidup dalam keadaan baik-baik saja. Keadaan sosial yang benar-benar destruktif diatas tanah Papua merupakan entitas daripada konfigurasi penjajahan atas bangsa West Papua itu sendiri. Pembebasan Nasional Papua Barat adalah solusi bagi bangsa West Papua untuk bebas dari segala bentuk penindasan kolonial Indonesia tersebut.

Nasionalisme merupakan bentuk keinsafan kita akan penindasan, dan perbudakan rasional yang kongkrit oleh penjajah atas si terjajah. Karena itu, kita bangsa West Papua ada pada posis terjajah absolut. Meraih kemerdekaan penuh dari penjajah kolonial adalah yang terpenting, terutama, dan yang paling urgensi saat ini. Bagi West Papua tak ada solusi lain untuk bebas dari penindasan kolonial Indonesia, selain menentukan nasibnya sendiri. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat seperti negara bangsa lainnya didunia ini.

*Salam Pembebasan!

 Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUNUHAN DAN MUTILASI WARGA SIPIL PAPUA

Pembunuhan Dan Mutilasi 4 Warga Sipil  Pembunuhan dan Mutilasi  4 Warga Sipil di Timika adalah kejahatan kemanusiaan, segera tangkap dan Adi...