PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT ADA PADA RAKYAT AKAR RUMPUT
Oleh: Arnold Ev. Meaga
Belum Sadarnya
Bangsa West Papua
Dalam
kemerdekaan bangsa-bangsa yang ada di dunia ini, tidak di raih dengan hal-hal
sederhana dan sepeleh. Melainkan kemerdekaan suatu bangsa di raih dan di gapai
dengan dukungan kekuatan rakyat semesta, sehingga suatu revolusi dapat terjadi
atas suatu bangsa yang membutuhkannya, yaitu revolusi itu sendiri.
Rakyat
Bangsa West Papua pun, adalah bangsa yang merdeka dan berdaulat layaknya
bangsa-bangsa lain di dunia ini. Kemerdekaan rakyat Bangsa West Papua telah dan
sudah di deklarasikan pada 1 Desember 1961. Yang seharusnya kemerdekaan Bangsa
West Papua tersebut harus di deklarasikan pada 1 November 1961, namun dikarenakan
belum adanya persetujuan dari pemerintah belanda, sehingga kemerdekaan Papua
tersebut di geser waktunya sampai tepat pada 1 Desember 1961 kemerdekaan rakyat
Bangsa West Papua di deklarasikan atas desakan komite New Gunea Reed pada saat
itu. Karenanya kemerdekaan rakyat Bangsa West Papua telah terlaksana secara
de-vakto dan de-jure, itu adalah hakikat historis kemerdekaan rakayat Bangsa
West Papua.
Sejak
kemerdekaan Bangsa West Papua di hancurkan melalui mekanisme tipu muslihat melalui
historis rakayat Bangsa West Papua yang hakikatnya adalah, bangsa West Papua
itu adalah bukan sebagian dari bangsa Indonesia, seperti apa yang telah di
klaim dan di asumsikan oleh presiden Indonesia yang pertama (Ir. Soekarno). Banhwa
Papua adalah sebagian dari kerajaan tidore, serta kekuasaan Majapahit dan lain
sebagainya. Sebab Soekarno dalam mengambil sikap dan mengklaim West Papua
adalah sebagian dari Indonesia, ini adalah asumsi dan klaim dasar yang sangat
keliru. Namun mau bagaimanapun juga West Papua berhasil di integrasikan masuk ke
dalam bimgkai Negara Kesatuan Repulik Indonesia melalui perjanjian New York
Agremen pada 15 Agustus 1962, dan penentuan pendapat rakyat (Pepera) pada 15
Juli 1969-2 Agustus 1969 melalui mekanisme hukum internasional. Yang pada
hakikatnya cacat hukum dan moral.
Sehingga
sejak pada 1 Mei 1963, bangsa West Papua sah dan resmi menjadi bagian daripada Indonesia
itu sendiri. Namun sejak saat itu sampai dengan saat ini, rakyat West Papua
dapat dan terus mengimplementasikan perlawanan perjuangan politik Pembebasan
Nasional Papua Barat, untuk tetap dapat menentukan nasip dan masa depan rakyat
bangsa West Papua itu sendiri. Sebagai Bangsa yang merdeka layaknya
bangsa-bangsa lainnya di dunia ini, yang merdeka dan berdaulat pula. Oleh sebab
itu dalam mengimplementasikan perjuangan pembebasan Papua menuju ideal (Merdeka)
yang sejati, kita (Rakyat Akar Rumput) hendaknya dapat bersatu dalam
wadah-wadah perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat, dan tetap pula berada
pada satu tujuan yang sama. Namun rakyat sendiri saat ini belum sepenuhnya
sadar dengan kenyataan objektif saat ini, bahwa rakyat West Papua itu sendiri pada hakikatnya, sedang berada di bawah
garis penjajahan kolonialisme Indonesia, Kapitalisme, Imperialisme dan Militarisme.
Secara
empirik, historis bangsa-bangsa dalam memperjuangkan suatu kebebasan tidak di
jalankan secaca sendiri-sendiri (Individu), kelompok atau golongan belaka,
melainkan semua kebebasan akan suatu bangsa sepenuhnya dapat di menangkan oleh
kesatuan dan persatuan rakyat akar rumput yang tak dapat di patahkan oleh
penguasa. Sehingga bangsa West Papua pun jika saja ingin untuk dapat bebas dari
cengkraman kolonialisme Indonesia yang keparat itu, maka yang harus di lakukan
oleh rakyat West Papua seluruhnya adalah, membangun kesatuan dan persatuan
seluruh rakyat akar rumput. Agar seluruh rakyat sadar dengan status kenyataan
akan Papua itu sendiri, sehingga rakyat pun haruslah di beri suatu dokrin
absolut atas kondisi objektif tentang Papua itu pula. Dokrin atas rakyat West
Papua sudah harus di implementasikan oleh tokoh-tokoh adat asal pribumi (Papua),
suara gereja dalam hal ini Pendeta dan sejenisnya, mahasiswa (Intelektual), aktivis kemanusiaan, serta wadah-wadah perlawanan
yang mendominasi di atas bumi West Papua dan lain-lain. Hal ini adalah
keharusan, jiak rakyat Bangsa West Papua ingin bebas dari tirani penindasan kolonialisme
Indonesia (Sebelum Musnah). sehingga dalam hal ini, jika rakyat sadar secara absolut terkait
kenyataan dan kondisi status Papua yang sebenarnya maka, rakyat sendiri akan
berjuang dan berkorban dalam melakukan perlawanan Pembebasan Politik Nasional
Papua Barat.
Sejak
dulu sampai dengan saat ini rakyat West Papua dalam melakukan perjuangan
Politik Pembebasan Nasional Papua Barat, berjalan secara evolusioner. Hal serupa
adalah faktor kurangnya kesadaran rakyat akan historis politik perjuangan
Pembebasan Nasional Papua Barat itu sendiri, kurang pula kesadaran rakyat atas
kenyataan sosial yang sebenarnya yang sedang di alami saat ini, dan banyak pula
manusia Papua yang di ciptakan menjadi borjuasi local dalam sistem birokrasi
kolonial, ada pula rakyat Papua yang di bagi-bagi menjadi beberapa kubu, ada
pula kubu Papua Merdeka harga mati dan ada pula kubu NKRI harga mati dan masi banyak
lainnya. Hal-hal semacam ini yang menyebabkan perjuangan Politik Pembebasan
Nasional Papua Barat berjalan secara evolusioner, namun mau bagaimanapun rakyat
West Papua tetap konsisten, optimis dan progresif serta tetap pula menampilkan eksistensinya dalam melawan kolonialisme Indonesia, agar segera
angkat kaki dari Bumi West Papua. sebab Bumi West Papua adalah mutlak milik Bangsa
West Papua bukan pula milik Bangsa Indonesia (Kolonial), dan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
Aksi Dan
Reaksi
dengan
ini hendaknya kita kembali menegok kebelakang pada perjuangan pembebasan yang
telah di gapai oleh mereka kawan-kawan kita di Timor Leste. Mereka berhasil
memenagkan perjuangan politiknya dan menentukan diri mereka sendiri di atas
tanah dan negri mereka sendiri. Alias merdeka dan berdaulat serta bebas dalam
hal apapun itu, mau ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lain-lain, tanpa
intervensi dari pihak lain atau bangsa lain. Kemenagan yang di raih oleh Timor
Lesta, tidak di menangkan melalui diplomasi berskala nsional ataupun
internasional, melainkan aksi-aksi damai oleh rakyat akar rumput di dalam negri
(Tanah Air), macam Mogok, Demonstrasi yang berkepanjangan (Tuntutan), Boikot,
bergeriliawan di daerah perkotaan dan Hutan yang di implementasikan oleh
rakyat, setelahnya di lakukan pula pempublikasian situasi, kondisi dan keadaan
yang destruktif tersebut pada media Nasional, dan Internasional secara terus-menerus
(Non-Stop) terkait situasi saat itu, agar masyarakat dunia mengetahui apa yang sedang terjadi di Timir Leste tersebut.
Setelahnya,
dengan goyangnya situasi di dalam negri (Tanah Air) tersebut, barulah mereka
kawan-kawan yang bergerak pada bagian diplomasi yang berskala Nasional dan
Internasional dengan wada yang ada, dapat mengangkat dan mendorong hal serupa
yang sedang terjadi di tanah air tersebut, dengan bukti-bukti kongkrit kepada
hukum internasional. Agar segera merespon dan memberikan apa yang sedang di
tuntut oleh rakyat yang sedang mengimplementasikan perlawanan perjuangan pembebasan
tersebut. Sehingga antara seluruh rakyat dan wadah-wadah perjuangan sangat
relevan dalam melakukan perjuangan pembebasan menuju ideal yang di harapkan
oleh kawan-kawan kita di “Timur Leste” itu.
Oleh
sebab itu, rakyat West Papua seluruhnya, dalam hal ini tidak harus berharap dan
menunggu hasil darpada perjuangan diplomasi yang sedang di perjuangkan oleh
wadah-wadah yang sedang berjuang di luar dari Tanah Air. Wadah-wadah yang
bertugas mnjalankan politik diplomasi tidak akan di akui oleh publik Internasional,
Nasional dan Hukum Internasional, sebab publik Internasional, Nasional dan
Hukum Internasioanl akan mendengar aspirasi-aspirasi daripada wadah-wadah yang
sedang menyampaikan aspirasi tersebut, ketika aksi-aksi dalam negri (Tanah Air)
goyang dan telah sampai pada kedestruktifan. Karenanya wadah diplomasi di luar
negri tidak akan ada arti sama sekali tanpa dukungan rakyat dalam negri (Aksi),
sehingga aksi-aksi dalam negri yang di implementasikan oleh rakyat, akan pula
mendatangkan reaksi dari luar, dengan demikian sudah ada reaksi dari luar maka,
wadah-wada yang mengambil bagian diplomasi tersebut dapatlah menjalankan tugas
dan kerja-kerjanya sebagaimana mestinya. Jadi wadah-wada yang bertugas
menjalankan diplomasi Politik Pembebasan Nasional Papua Barat, tidak akan pula mendatangkan
Kemerdekaan bagi rakyat Bangsa West Papua, kemerdekaan Bangsa West Papua
sepenuhnya ada pada rakyat West Papua itu sendiri. Sebab wadah-wadah yang
melakukan diplomasi politik Pembebasan Nasional Papua Barat, adalah sebagai penyambung
lidah aspirasi rakyat kepada publik Internasional (Masyarakat Dunia).
Kebodohan
Bersama Memperlambat Perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat
Sejak
dulu hingga kini dalam perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat,
berjalan tidak terlalu holistik dan tidak relevan, mau dari organ-organ
perlawanan, mahasiswa, masyarakat akar rumput, bahkan sampai pada level
pemimpin-pemimpin yang berpengaruh dalam organ-organ perlawanan atau
wadah-wadah yang ada. Seperti ULMWP, TPNPB/OPM, KNPB, AMP dan masi banyak
lainnya. Dalam hal ini, hendaknya sikap dan sifat ke-egoan kita dalam membawa
dan memimpin Politik Pembebasan Nasional Papua Barat hendaknya di jalankan
sebagaimana mestinya, jangan pula kita bicara seakan persoalan politik
Pembebasan Nasional Papua Barat sudah final, dengan cara kita mebicarakan/membahas
bentuk negara West Papua, Ideologi dan sebagainya ketika kemerdekaan belum di
capai secara 100% merdeka absolut.
Dengan ketidak relevansinya
perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat akhir-akhir ini, serta terancamnya perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat sendiri yang sedang menuju pada
tahap disintegrasi dan kedestruktifvanNya, antara rakyat, mahasiswa, pemimpin-pemimpin
oragan perlawanan atau wadah-wadah perlawanan yang ada, tokoh-tokoh
agama, tokoh-tokoh adat dan banyak lainnya yang tidak saya sebutkan. Sehingga di
harapkan untuk kita hendaknya dalam hal ini dapat mengkonservasikan hal serupa
dan serta menyatukan pendapat dari semua eleman yang ada, dan di analisis ulang
lagi sebagaimana kebutuhan dan keperluan yang akan pula di pergunakan sebagai
stratak dalam perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat. Bagaimana mingkin
suatu bangsa akan bebas dan merdeka ketika rakyat dan wadah-wadah perlawannya
berjuang secarah terpisah-pisah. Hal tersebut hanya akan memperpanjangkan
penjajahan dan akan pula memperlambatkan perjuangan pembebasan suatu bangsa
yang membutuhkan pembebasan itu sendiri.
Analogi Perjungan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat
Suatu konstruksi jalan yang akan di bangun di atas permukaan tanah, tentunya membutuhkan banyak keperluan yang akan di gunakan pada proses pembuatan jalan tersebut, agar pekerjaan tersebut jadi sebagaimana mestinya, sesuai dengan kebutuhan yang telah di rencanakan. namun ketika jalan tersebut sudah jadi tetapi belum pula di berikan aspalt (Hot Mix), maka jalan tersebut belumlah beres atau selesai secara 100%, sehingga mau tidak mau agar konstruksi jalan tersebut dapat di kejakan sesuai dengan perencanaan konstruksi maka yang harus di siapkan adalah material yang berkualitas, serta mekanisme kerja yang handal dan berkualitas pula oleh mereka (Kontraktor/Pekerja). Agar pekerjaan tersebut dapat berjalan seefisien mungkin, dan seefektif mungkin, sehingga hasil perencanaan konstruksi perkerasan jalan tersebut dapat tercipta dan terselesaikan sesuai dengan perencanaan konstruksi yang suda di rencanakan itu sendiri.
Dalam hal ini saya mengambil analogi perjuangan politik Pembebasan Nasional Papua Barat, dengan contoh proses perencanaan jalan. dengan demikian dapatlah kita mengetahui arti daripada analogi yang sudah saya ambil, dan tuangkan dalam bentuk tulisan yang tidak begitu sempurna ini. hendaknya dapat di mengerti dan di pahami oleh kita semua (Pembaca).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar