Senin, 15 Januari 2018

Pembebasan Nasional Papua Barat Ada Pada Rakyat Akar Rumput

PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT ADA PADA RAKYAT AKAR RUMPUT

Oleh: Arnold Ev. Meaga

Belum Sadarnya Bangsa West Papua

Dalam kemerdekaan bangsa-bangsa yang ada di dunia ini, tidak di raih dengan hal-hal sederhana dan sepeleh. Melainkan kemerdekaan suatu bangsa di raih dan di gapai dengan dukungan kekuatan rakyat semesta, sehingga suatu revolusi dapat terjadi atas suatu bangsa yang membutuhkannya, yaitu revolusi itu sendiri.

Rakyat Bangsa West Papua pun, adalah bangsa yang merdeka dan berdaulat layaknya bangsa-bangsa lain di dunia ini. Kemerdekaan rakyat Bangsa West Papua telah dan sudah di deklarasikan pada 1 Desember 1961. Yang seharusnya kemerdekaan Bangsa West Papua tersebut harus di deklarasikan pada 1 November 1961, namun dikarenakan belum adanya persetujuan dari pemerintah belanda, sehingga kemerdekaan Papua tersebut di geser waktunya sampai tepat pada 1 Desember 1961 kemerdekaan rakyat Bangsa West Papua di deklarasikan atas desakan komite New Gunea Reed pada saat itu. Karenanya kemerdekaan rakyat Bangsa West Papua telah terlaksana secara de-vakto dan de-jure, itu adalah hakikat historis kemerdekaan rakayat Bangsa West Papua.

Sejak kemerdekaan Bangsa West Papua di hancurkan melalui mekanisme tipu muslihat melalui historis rakayat Bangsa West Papua yang hakikatnya adalah, bangsa West Papua itu adalah bukan sebagian dari bangsa Indonesia, seperti apa yang telah di klaim dan di asumsikan oleh presiden Indonesia yang pertama (Ir. Soekarno). Banhwa Papua adalah sebagian dari kerajaan tidore, serta kekuasaan Majapahit dan lain sebagainya. Sebab Soekarno dalam mengambil sikap dan mengklaim West Papua adalah sebagian dari Indonesia, ini adalah asumsi dan klaim dasar yang sangat keliru. Namun mau bagaimanapun juga West Papua berhasil di integrasikan masuk ke dalam bimgkai Negara Kesatuan Repulik Indonesia melalui perjanjian New York Agremen pada 15 Agustus 1962, dan penentuan pendapat rakyat (Pepera) pada 15 Juli 1969-2 Agustus 1969 melalui mekanisme hukum internasional. Yang pada hakikatnya cacat hukum dan moral.

Sehingga sejak pada 1 Mei 1963, bangsa West Papua sah dan resmi menjadi bagian daripada Indonesia itu sendiri. Namun sejak saat itu sampai dengan saat ini, rakyat West Papua dapat dan terus mengimplementasikan perlawanan perjuangan politik Pembebasan Nasional Papua Barat, untuk tetap dapat menentukan nasip dan masa depan rakyat bangsa West Papua itu sendiri. Sebagai Bangsa yang merdeka layaknya bangsa-bangsa lainnya di dunia ini, yang merdeka dan berdaulat pula. Oleh sebab itu dalam mengimplementasikan perjuangan pembebasan Papua menuju ideal (Merdeka) yang sejati, kita (Rakyat Akar Rumput) hendaknya dapat bersatu dalam wadah-wadah perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat, dan tetap pula berada pada satu tujuan yang sama. Namun rakyat sendiri saat ini belum sepenuhnya sadar dengan kenyataan objektif saat ini, bahwa rakyat West Papua itu sendiri pada hakikatnya, sedang berada di bawah garis penjajahan kolonialisme Indonesia, Kapitalisme, Imperialisme dan Militarisme.

Secara empirik, historis bangsa-bangsa dalam memperjuangkan suatu kebebasan tidak di jalankan secaca sendiri-sendiri (Individu), kelompok atau golongan belaka, melainkan semua kebebasan akan suatu bangsa sepenuhnya dapat di menangkan oleh kesatuan dan persatuan rakyat akar rumput yang tak dapat di patahkan oleh penguasa. Sehingga bangsa West Papua pun jika saja ingin untuk dapat bebas dari cengkraman kolonialisme Indonesia yang keparat itu, maka yang harus di lakukan oleh rakyat West Papua seluruhnya adalah, membangun kesatuan dan persatuan seluruh rakyat akar rumput. Agar seluruh rakyat sadar dengan status kenyataan akan Papua itu sendiri, sehingga rakyat pun haruslah di beri suatu dokrin absolut atas kondisi objektif tentang Papua itu pula. Dokrin atas rakyat West Papua sudah harus di implementasikan oleh tokoh-tokoh adat asal pribumi (Papua), suara gereja dalam hal ini Pendeta dan sejenisnya, mahasiswa (Intelektual), aktivis kemanusiaan, serta wadah-wadah perlawanan yang mendominasi di atas bumi West Papua dan lain-lain. Hal ini adalah keharusan, jiak rakyat Bangsa West Papua ingin bebas dari tirani penindasan kolonialisme Indonesia (Sebelum Musnah). sehingga dalam hal ini, jika rakyat sadar secara absolut terkait kenyataan dan kondisi status Papua yang sebenarnya maka, rakyat sendiri akan berjuang dan berkorban dalam melakukan perlawanan Pembebasan Politik Nasional Papua Barat.

Sejak dulu sampai dengan saat ini rakyat West Papua dalam melakukan perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat, berjalan secara evolusioner. Hal serupa adalah faktor kurangnya kesadaran rakyat akan historis politik perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat itu sendiri, kurang pula kesadaran rakyat atas kenyataan sosial yang sebenarnya yang sedang di alami saat ini, dan banyak pula manusia Papua yang di ciptakan menjadi borjuasi local dalam sistem birokrasi kolonial, ada pula rakyat Papua yang di bagi-bagi menjadi beberapa kubu, ada pula kubu Papua Merdeka harga mati dan ada pula kubu NKRI harga mati dan masi banyak lainnya. Hal-hal semacam ini yang menyebabkan perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat berjalan secara evolusioner, namun mau bagaimanapun rakyat West Papua tetap konsisten, optimis dan progresif serta tetap pula menampilkan eksistensinya dalam melawan kolonialisme Indonesia, agar segera angkat kaki dari Bumi West Papua. sebab Bumi West Papua adalah mutlak milik Bangsa West Papua bukan pula milik Bangsa Indonesia (Kolonial), dan bangsa-bangsa lainnya di dunia.

Aksi Dan Reaksi

dengan ini hendaknya kita kembali menegok kebelakang pada perjuangan pembebasan yang telah di gapai oleh mereka kawan-kawan kita di Timor Leste. Mereka berhasil memenagkan perjuangan politiknya dan menentukan diri mereka sendiri di atas tanah dan negri mereka sendiri. Alias merdeka dan berdaulat serta bebas dalam hal apapun itu, mau ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lain-lain, tanpa intervensi dari pihak lain atau bangsa lain. Kemenagan yang di raih oleh Timor Lesta, tidak di menangkan melalui diplomasi berskala nsional ataupun internasional, melainkan aksi-aksi damai oleh rakyat akar rumput di dalam negri (Tanah Air), macam Mogok, Demonstrasi yang berkepanjangan (Tuntutan), Boikot, bergeriliawan di daerah perkotaan dan Hutan yang di implementasikan oleh rakyat, setelahnya di lakukan pula pempublikasian situasi, kondisi dan keadaan yang destruktif tersebut pada media Nasional, dan Internasional secara terus-menerus (Non-Stop) terkait situasi saat itu, agar masyarakat dunia mengetahui apa yang sedang terjadi di Timir Leste tersebut.

Setelahnya, dengan goyangnya situasi di dalam negri (Tanah Air) tersebut, barulah mereka kawan-kawan yang bergerak pada bagian diplomasi yang berskala Nasional dan Internasional dengan wada yang ada, dapat mengangkat dan mendorong hal serupa yang sedang terjadi di tanah air tersebut, dengan bukti-bukti kongkrit kepada hukum internasional. Agar segera merespon dan memberikan apa yang sedang di tuntut oleh rakyat yang sedang mengimplementasikan perlawanan perjuangan pembebasan tersebut. Sehingga antara seluruh rakyat dan wadah-wadah perjuangan sangat relevan dalam melakukan perjuangan pembebasan menuju ideal yang di harapkan oleh kawan-kawan kita di “Timur Leste” itu.

Oleh sebab itu, rakyat West Papua seluruhnya, dalam hal ini tidak harus berharap dan menunggu hasil darpada perjuangan diplomasi yang sedang di perjuangkan oleh wadah-wadah yang sedang berjuang di luar dari Tanah Air. Wadah-wadah yang bertugas mnjalankan politik diplomasi tidak akan di akui oleh publik Internasional, Nasional dan Hukum Internasional, sebab publik Internasional, Nasional dan Hukum Internasioanl akan mendengar aspirasi-aspirasi daripada wadah-wadah yang sedang menyampaikan aspirasi tersebut, ketika aksi-aksi dalam negri (Tanah Air) goyang dan telah sampai pada kedestruktifan. Karenanya wadah diplomasi di luar negri tidak akan ada arti sama sekali tanpa dukungan rakyat dalam negri (Aksi), sehingga aksi-aksi dalam negri yang di implementasikan oleh rakyat, akan pula mendatangkan reaksi dari luar, dengan demikian sudah ada reaksi dari luar maka, wadah-wada yang mengambil bagian diplomasi tersebut dapatlah menjalankan tugas dan kerja-kerjanya sebagaimana mestinya. Jadi wadah-wada yang bertugas menjalankan diplomasi Politik Pembebasan Nasional Papua Barat, tidak akan pula mendatangkan Kemerdekaan bagi rakyat Bangsa West Papua, kemerdekaan Bangsa West Papua sepenuhnya ada pada rakyat West Papua itu sendiri. Sebab wadah-wadah yang melakukan diplomasi politik Pembebasan Nasional Papua Barat, adalah sebagai penyambung lidah aspirasi rakyat kepada publik Internasional (Masyarakat Dunia).

Kebodohan Bersama Memperlambat Perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat


Sejak dulu hingga kini dalam perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat, berjalan tidak terlalu holistik dan tidak relevan, mau dari organ-organ perlawanan, mahasiswa, masyarakat akar rumput, bahkan sampai pada level pemimpin-pemimpin yang berpengaruh dalam organ-organ perlawanan atau wadah-wadah yang ada. Seperti ULMWP, TPNPB/OPM, KNPB, AMP dan masi banyak lainnya. Dalam hal ini, hendaknya sikap dan sifat ke-egoan kita dalam membawa dan memimpin Politik Pembebasan Nasional Papua Barat hendaknya di jalankan sebagaimana mestinya, jangan pula kita bicara seakan persoalan politik Pembebasan Nasional Papua Barat sudah final, dengan cara kita mebicarakan/membahas bentuk negara West Papua, Ideologi dan sebagainya ketika kemerdekaan belum di capai secara 100% merdeka absolut.

Dengan ketidak relevansinya perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat akhir-akhir ini, serta terancamnya perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat sendiri yang sedang menuju pada tahap disintegrasi dan kedestruktifvanNya, antara rakyat, mahasiswa, pemimpin-pemimpin oragan perlawanan atau wadah-wadah perlawanan yang ada, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh adat dan banyak lainnya yang tidak saya sebutkan. Sehingga  di harapkan untuk kita hendaknya dalam hal ini dapat mengkonservasikan hal serupa dan serta menyatukan pendapat dari semua eleman yang ada, dan di analisis ulang lagi sebagaimana kebutuhan dan keperluan yang akan pula di pergunakan sebagai stratak dalam perjuangan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat. Bagaimana mingkin suatu bangsa akan bebas dan merdeka ketika rakyat dan wadah-wadah perlawannya berjuang secarah terpisah-pisah. Hal tersebut hanya akan memperpanjangkan penjajahan dan akan pula memperlambatkan perjuangan pembebasan suatu bangsa yang membutuhkan pembebasan itu sendiri.

Analogi Perjungan Politik Pembebasan Nasional Papua Barat

Suatu konstruksi jalan yang akan di bangun di atas permukaan tanah, tentunya membutuhkan banyak keperluan yang akan di gunakan pada proses pembuatan jalan tersebut, agar pekerjaan tersebut jadi sebagaimana mestinya, sesuai dengan kebutuhan yang telah di rencanakan. namun ketika jalan tersebut sudah jadi tetapi belum pula di berikan aspalt (Hot Mix), maka jalan tersebut belumlah beres atau selesai secara 100%, sehingga mau tidak mau agar konstruksi jalan tersebut dapat di kejakan sesuai dengan perencanaan konstruksi maka yang harus di siapkan adalah material yang berkualitas, serta mekanisme kerja yang handal dan berkualitas pula oleh mereka (Kontraktor/Pekerja). Agar pekerjaan tersebut dapat berjalan seefisien mungkin, dan seefektif mungkin, sehingga hasil perencanaan konstruksi perkerasan jalan tersebut dapat tercipta dan terselesaikan sesuai dengan perencanaan konstruksi yang suda di rencanakan itu sendiri.

Dalam hal ini saya mengambil analogi perjuangan politik Pembebasan Nasional Papua Barat, dengan contoh proses perencanaan jalan. dengan demikian dapatlah kita mengetahui arti daripada analogi yang sudah saya ambil, dan tuangkan dalam bentuk tulisan yang tidak begitu sempurna ini. hendaknya dapat di mengerti dan di pahami oleh kita semua (Pembaca).

Hasil gambar untuk Images Papua Merdeka Walpaper



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBUNUHAN DAN MUTILASI WARGA SIPIL PAPUA

Pembunuhan Dan Mutilasi 4 Warga Sipil  Pembunuhan dan Mutilasi  4 Warga Sipil di Timika adalah kejahatan kemanusiaan, segera tangkap dan Adi...