DAERAH/WILAYAH OTONOM YANG MISKIN,
KELAPARAN, BANYAK YANG MATI ITULAH BUMI PAPUA BARAT (NEGRI MELANESIA)
Oleh: Arnold Ev. Meaga
Begitulah muncul sesuatu hal
dalam insting ini dan begitu pula nalar pun ikut terpengaruhi oleh insting yang
sangat mendalam, sehingga nalar inipun melahirkan sebuah judul singkat yang
telah di tuangkan di atas ini pula.
KESEHATAN
ATAS RAKYAT PAPUA BARAT
Dalam kesehatan masyarakat
antara wilaya Indonesia dari Jakarta (Batavia) sampai Amboina (Maluku) dalam
hal kesehatan dapat di implementasikan dengan baik dan lebih efektif pula oleh
pihak lembaga kesehatan yang ada. Bahkan pasien kerap terselamatkan dari segala
penyakit yang di derita oleh pasien tersebut. Dan apa yang menjadi tugas dari
pada lembaga kesehatan itu sudah dan jelas di implementasikan oleh pihak lembaga kesehatan itu
sendiri. Namun berbeda pula untuk wilayah/daerah Indonesia Bagian Timur itu (Papua
Barat), rumah sakit yang ada atas seluruh tanah Papua Barat hanyalah sekedar
rumah sakit, sebab setiap rumah sakit yang ada hanyalah sebatang kara bangunan rumah
yang tak dapat di huni (kosong) oleh manusia apalagi pasien, dan hal serupa
sudah dan sedang terjadi hampir di semua pelosok pedalaman (Kampung) yang ada di
seluruh tanah Papua Barat. Satu hal lagi yang menjadi pertanyaan besar ialah
setiap pasien yang masuk berobat di setiap rumah sakit yang ada di atas tanah
Papua Barat, selalu pulang dari rumah sakit bukan dalam keadaan dan kondisi
terselamatkan melainkan pasien tersebut selalu pulang dalam keadaan tak
terselamatkan (Meninggal Dunia). Jika model lembaga kesehatan di seluruh Tanah
Papua Barat seperti itu, maka di sini yang menjadi pertanyaan fundamental
berikut ialah bahwa wilayah atau daerah Papua Barat itu ialah wilayah otonom,
tetapi selama sekian tahun kemanakah danah-danah otonim itu ..? wilayah/daerah
yang tidak berotonom saja mampu untuk dapat menjalankan lembaga kesehatannya
dengan sebaik-baik mungkin, namun untuk wilayah/daerah Papua Barat sendiri
tidak demikian, tetapi hal serupa kembali pada pihak-pihak yang berkaitan, dalam hal ini pemerintah Papua Barat hendaknya dapat mengimplementasikan tindakan-tindakan konservasi atas hal terkait.
KEMISKINAN
ATAS RAKYAT PAPUA BARAT
Papua Barat yang mana saat ini
merupakan wilayah/daerah yang berotonom, namun untuk saat ini pula sebagai
wilayah/daerah yang berotonom masi tersimpan banyak kemiskinan atas seluruh rakyat
Papua Barat itu sendiri. Lantas sejumlah danah miliaran rupiah yang mengalir
dari negara sentral untuk seluruh wilayah Papua Barat semuanya mengalir dan
masuk atas pemerintah Papua Barat yang ada, namun danah tersebut setelah sampai
pada tangan pemerintah Papua Barat tersebut, akan tetapi dalam hal ini
pemeritah sendiri tidak mampu dan tidak dapat pula menggunakan danah tersebut
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan seluruh rakyat Bangsa Papua Barat yang
sangat urgensi. Dalam hal ini, hendaknya pemerintah dapatlah mengunakan danah
otonom itu sendiri dengan sebaik-baiknya, sebab sisa waktu berlakunya masa otonomi
khusus atas Papua Barat itu sendiri sudah dekat pulah akan finis. Setelah finisnya
otonomi atas Papua Barat akankah terjadi sesuatu hal yang tak di inginkan oleh
seleuruh rakyat Papua Barat atau tidak ..? hal itu menjadi bahan renungan secara
individu pada khususnya dan pada umumnya pemerintah Papua Barat itu sendiri.
KELAPARAN
ATAS RAKAYAT PAPUA BARAT
Banyak orang Indonesia (Bukan
orang Papua) berasumsi atas seluruh Rakayat Papua Barat bahwa seluruh rakyat
Papua Barat itu hidup dalam keadaan dan kondisi yang baik-baik saja. Sebab rakyat
Indonesia ini sendiri telah di tipu nalarnya oleh inspirasi media nasional yang
menyebarkan distorsi informasi, terkait keadaan dan kondisi wilayah Indonesia
bagian timur itu sendiri (Papua Barat). Pada hakikatnya rakyat Papua Barat
berada dalam keadaan serba kekurangan apa lagi dengan persoalan yang satu ini
ialah kelaparan. Kelaparan atas seluruh Rakyat Papua Barat sangat di
prihatinkan, namun hal tersebut tak dapat pula di perhatikan oleh pemerintah
seluruh Papua Barat yang ada. Kalao memang kondisinya seperti ini, Papua Barat
sebagai daerah yang otonom hanya sekedar daerah otonom yang dapat pula
menguntungkan kelompo/atau kaum oligarki semata. Rakyat hanyalah obyek korban
di atas korban pula.
RAKYAT
PAPUA BARAT BANYAK YANG MATI
Rakyat Bangsa Papua Barat sejak
awal mula di integrasikan masuk ke dalam Negara Kesatuan Repulik Indonesia
(NKRI) pada 1963 sampai dengan saat ini 2017 masi tetap saja mengalami kematian
misterius, di bunuh oleh angkatan bersenjata (TNI/POLRI), di bunuh dengan
menggunakan cara-cara yang wajar, di bunuh dengan cara-cara melegalkan
peredaran minuman keras, persundalan atas seluruh tanah Papua Barat, serta
penciptaan kondisi destruktif yang akan menimbulkan kematian pula atas rakyat
Papua Barat itu sendiri. Demikianlah seluruh etnis melanesia yang hidup di atas
tanah dan negrinya sendiri tak akan terlepas dari terancamnya pemusnahan etnis
melanesia Papua Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar